TULANG IKAN DI MUSEUM KUPANG

Salah satu tempat yang selalu saya singgahi adalah museum. Dari museum saya akan belajar banyak tentang daerah yang saya kunjungi. Pas di Kupang, saya langsung mampir di Museum Kupang. Letaknya di Jalan Perintis Kemerdekaan Kota Baru Kupang.




Museum Negeri Propinsi Nusa Tenggara Timur begitu judulnya kalau lengkap.
Berada di museum ini surprise. Soalnya untuk hitungan museum daerah, isinya termasuk lengkap.Mengikuti pajangan yang ada mulai dari pajangan manusia pra sejarah, patung-patung kuno, sederet piring-piring kuno, kanon, koleksi tenunan NTT, pakaian daerah, rumah adat, koleksi perlengkapan dapur, kumpulan alat musik tradisional, diorama upacara adat di Sumbawa dan banyak lainnya.



Dari semua koleksi saya justru tertarik pada kerangka paus biru. Letaknya di museum bagian belakang dan terletak sendiri di satu ruangan yang dindingnya banyak banyak kacanya. Lumayan menarik, keberadaan kerangka paus biru (balaenopter musculus) ini. Konon paus biru ini didapat dari Pantai Oeba tahun 1972. Panjangnya 28 meter dan beratnya antara 25 s/d 30 ton. Jadi kebayangkan besarnya kayak apa.



Paus yang satu ini memang kayaknya nyasar dan tak bisa kembali ke samudera.
Soalnya habitat paus biru ini biasanya ngumpul di daerah samudra-samudra
di laut lepas sana.



Namanya juga ikan paus, aslinya besar sekali. Lihat saja panjangnya. Jadi tulang-tulangnya juga panjang dan besar-besar. Dengan bertambahnya waktu, pas saya pegang maka tulang-tulang itu kerasnya kayak batu.


Sayangnya di salah satu bagian tulang ikan paus itu ada corat coret anak muda yang mencantumkan jati dirinya. Warna-warni tulisannya. Haduuuuh, kenapa sih kok musti merusak barang-barang bersejarah itu ? Kenapa harus menulis di situ ? Kalau sudah gini rasanya sediiiiih banget. Harusnya barang-barang bersejarah dan berharga kita jaga bersama. Bukang hanya petugas museum yang menjaganya.
Kita semua ! *** (ira)