Sore hari di Pulau Maratua |
Saya memang ikut
tripnya Travelmate Indonesia. Soalnya pergi kepulau-pulau kayak gini lebih enak
berombongan. Biayanya lebih irit, lantaran selama trip ini, transportasinya
adalah kapal alias kapal motor. Kalau nyewa sendiri, wadow mahal sekali. Gak
kuat nanggungnya. Jadi enak beramai-ramai.
Dermaga di Pulau Maratua menjelang malam |
Trus kami
menginapnya di rumah penduduk. Di kampung ini belum ada hotel. Nggak tahu di
Pulau Maratua sebelah mana yang sudah ada hotel melati dan juga ada resort yang
keren itu. Tapi ini semua ada. Kembali ke kampung Payung-payung itu, biar
begitu, saya seneng tinggal di kampung yang masih asli. Belum ada rumah-rumah
makan, hotel-hotel dan semua fasilitas layaknya kota pariwisata. Kampungnya tertata rapih. Bersih. Lagian
penghuni kampung itu, dari yang tua sampai muda dan anak-anak ramah semua lho.
Salah satu anggrek hutann yang saya temukan di rumah penduduk setempat |
Bangun pagi di sini sungguh nikmatnya. Tak diuber-uber oleh kemacetan kota. Bangun santai. Menghirup udara segar dan jalan-jalan ke dermaga. Pemandangan dilangit dan laut luar biasa indahnya. Degradasi warna matahari dengan air laut sulit diceritakan. Sulit menggambarkannya.
Suasana pagi hari |
Pagi itu, setelah kami puas bermain di sekitar dermaga, kami bersiap siap untuk jalan-jalan dengan perahu, tentu di sekitar pulau. Asyik sekali pemandangannya. Kemanapun mata memandang yang dilihat pasti laut biru dengan awan dan langit yang begitu cerah. Kami mampir di Pulau Bakungan. Pulaunya kecil dengan banyak pohon kelapa dan disitu ada mercusuar yang seperti di Pulau Lengkuas nya - Belitung. Tapi kami nggak bisa naik lantaran menaranya sudah miring.
Mercusuar di Pulau Bakungan |
Suasana menuju
gua rada horor. Soalnya jarang di datangi orang. Begitu nyampe. Ya ampun guanya
unik sekaleeee. Terlihat mulut guanya menjulang tinggi ke atas. Tapi ternyata, begitu mau masuk gua, kita
musti turun ke bawah melalui tangga kayu. Panjangnya kira-kira 2 sambungan
tangga yang 20 meteran Gilaaaaaa dalam
sekali.
Ditempat yang gelap dan dalam ke bawah itulah kita harus turun ke gua. |
Tuh, danaunya di bawah. Turunnya pake tangga |
Nah, di dalamnya itu ada danau kecil. Keren deh pokoknya. Yang berani turun, ya pada turun dan berenang di danau. Yang nggak memungkinkan turun, tinggal manyun aja dari atas. Padahal berenang di danau mungil itu, airnya berasa seger banget. Dinginnnn.
Begitu selesai, sore
harinya kami sudah nangkring di depan rumah indekost lagi. Sambil menikmati sajian kelapa muda di
sebutir kelapa hijau. Ngobrol sama pemilik rumah. Saya dan teman-teman duduk di
depan rumah penginapan. Melihat akrabnya masyarakat di sekitar rumah yang
melakukan aktivitas sore. Main volly,
naik sepeda, ngobrol , mengasuh anak-anaknya.
Mengasuh anak sambil hp hp an di tepi pantai |
Foto bareng dengan teman-teman ngobrol di tepi pantai |
Inilah sore di Kampung Payung-payung Pulau Maratua. Selain menikmati kehangatan suasana kekeluargaan bersama warga, kami pun menikmati suasana menjelang matahari terbenam. Indahnyaaaa.
Bahkan malamnya
pun tak kalah indah. Gemerlap bintang-bintang di langit yang masih terbayang-bayang.
Suatu saat, aku akan menengokmu lagi, Maratua
!*** (ira).
Note :
1.
Perhitungkan
waktu saat ke Kepulauan Derawan. Waktu terbaik wisata ke kawasan itu, antara Bulan Mei – Oktober;
2.
Saat
berada di Pulau Maratua, sempatkan untuk mampir ke Gua Sembat agar menikmati
atmosfir yang berbeda;
Contact Person, Malik Id ( WA - 085724407965 - 0818 387231 ).
No comments:
Post a Comment