Gereja del Duomo Milan |
Duh, siapa sih yang nggak terkagum-kagum. Itu lho pas di
hadapan kita berdiri megah Gereja Katedral Milano. Bayangkan, inilah salah satu bangunan yang
ngetop. Nggak cuman di Italy, tapi di
Eropa.
Rasa lelah lantaran bangun kepagian, mengejar kereta dari
Torino menuju Milan, terbayar sudah.
Masih teringat juga gimana paginya saya meninggalkan hotel. Saking
kepagiannya, petugas hotel belum ada.
Tapi semua urusan hotel kan sudah kami selesaikan malam hari. Untunglah letak
hotel tak jauh dari stasion kereta api di Torino. Jadi nggak terlalu lama
kedinginannya.
Salah satu bagian atas Gereja Katedral Milano |
Rasanya nggak percaya juga, kalau saya sampai di Milan dan ternyata sudah berada di kawasan piazza del duomo Milano. Saya melihat bangunan yang dibangun mulai tahun 1386 itu begitu indah, megah dan artistik. Pantesan aja segitu kerennya, soalnya pembangunan gereja ini ratusan tahun. Bertahap. Baru selesai di tahun 1965.
Saya perhatikan detail-detail ukiran Katedral Milano
ini yang memang luar biasa. Setiap sisi
dan sudut tembok juga tiang-tiangnya
pasti ada detail ukiran. Belum
lagi patung-patungnya yang ada disana.
Banyak banget. Saya lupa ada berapa banyak patung-patungnya di sana.
Tapi pastinya ribuan.
Saya pun terkesima pada ukiran yang ada di pintu gereja. Warna pintunya hijau tua. Ukiran-ukirannya itu terbagi dalam kotak-kotak simetris yang menceriterakan sesuatu secara urutan. Banyak wisatawan menyelipkan bunga mawar di pintu Gereja Katedral Milano. Tapi saya nggak mengerti apa maksud peletakkan mawar tersebut. Adakah teman-temanyang tahu maksudnya ?
Salah satu ukiran di pintu masuk gereja Ada beberapa ukiran yang diselipi bunga mawar. Ada yang tahu maksudnya ? |
Banyak sekali turis yang datang di gereja yang panjangnya
157 meter dan bisa memuat 40.000 umat itu. Pastinya mereka di situ sibuk mengambil
gambar-gambar dan tak henti-hentinya menatap kemegahan gereja tua yang berarsitektur gothic. Di teras itu juga, saya tergelitik untuk memberi makan
burung-burung yang ada. Ujung-ujungnya ya foto diri lagi, foto diri lagi. Minta di foto oleh Prana Djiwandana,
ponakanku. Pastinya ya berfoto dengan si
burung-burung mungil yang bertebaran di piazza (ruang terbuka) di depan gereja.
Puas melihat dan foto-foto gereja, saya jalan-jalan di
kawasan itu. Gereja Duomo Milano dengan halaman luas itu dikelilingi banyak
bangunan di tepinya. Sambil jalan,
hhhmmmm icip-icip gelato nya juga
dong . Saya beli di counter mobil di
tepi jalan. Dingin-dingin menikmati ice
cream. Sebenernya makin kedinginan sih. Tapi
gelato yang asli dibuat di Italia dan dijualnya di sana, so pasti enak banget.
Ada juga pedagang kaki lima yang menjajakan
cinderamata. Sebenernya ingin juga beli
pada mereka. Tapi kadang mereka suka usil sih ya sama wisatawan. Maksa. Nipu. Jadi,
males ah. Saya inget banget pesan
teman-teman yang pernah ke sana. “Awas copet Italy “. Wedew bikin merinding.
Jadi saya lebih cenderung membeli souvenir di lorong
pertokoan yang ada di sebelah kanan gereja ini. Selain cari souvenir, yah,
lihat-lihat barang keren-keren di sejumlah toko bermerek yang ada di pertokoan
tersebut. Seneng aja lihat model dan
disainnya. Barang-barang yang ada di situ, kan belum tentu masuk ke Indonesia.
Abis itu baru makan siang, lantaran sesudahnya saya akan
melanjutkan perjalanan ke bandara, untuk terbang menuju Barcelona. Sambil makan
saya masih bisa melihat gereja dari celah-celah kaca jendela. Duh dari atas
sama artistiknya. Sama hebatnya.
Pokoknya keren abiz.
Sungguh saya amat menikmati keindahan Gereja del Duomo
Milan ini. Suatu saat saya pasti balik lagi. Bye, bye Milan. (ira)
No comments:
Post a Comment