Tuesday, June 18, 2013

Suatu sore di Torino


Salah satu sudut kota Torino di lihat dari Pallazo Madama
Torino adalah sebuah kota perindustrian yang terletak di Negara Italy.  Kota yang terletak di sebelah barat daya kota Milan ini,  ternyata menarik perhatian saya. Buktinya dalam perjalanan saya ke 9 negara di Eropa dengan 17 kota, saya sempatkan mampir ke Torino. 

Saya tiba di Torino siang hari sekitar pukul 3 siang di Stasiun Puorta Nuova, dijemput ponakanku Prana Jiwandhana.  Perjalanan beberapa jam dari Roma tak terasa. Soalnya keretanya enak banget, nggak terasa suaranya.  Tapi mau suaranya halus kek, keras kek, buat saya sama saja. Artinya begitu duduk di kereta, saya pun langsung tidur. Pules. Begitu buka mata, ternyata kereta sudah masuk Torino. Sobatku Russel, hiks, kecian. Nggak pernah bisa tidur dalam perjalanan.



Salah satu koleksi Palazo Madame
Dari stasiun kami  langsung menuju hotel yang  sudah dibooking beberapa hari sebelumnya.  Hotelnya terletak di kawasan kota tua kota. Jadi memang dekat banget dari setasiun.  5 menit jalan kaki.  Hotel bintang 3 ini hanya memasang tarif 69 euro  permalam.  Namanya Hotel Albergo Astoria  di 10121 Torino – Italia – Via XX Settembre, 4 . Hotelnya sih nggak besar, tapi bersiih. Cukuplah untuk meletakkan badan dan sedikit space untuk koper dan barang bawaan lainnya.

Selesai menyimpan koper, kami jalan-jalan keliling kota. Berada di sana, sama seperti kota-kota di kawasan eropa lainnya. Banyak gedung- gedung tua bergaya klasik.  Bergaya ghotic. Jadi memang menyenangkan untuk di nikmati sambil berjalan kaki. Pastinya sore itu saya sempat masuk di salah satu museum, Pallazo Madama. Waduh, koleksinya ruar biasa. 

Setiap ruang ada temanya sesuai dengan isi koleksinya. Pas masuk di ruang keramik dan kristal. Duh keramiknya aneh-aneh dan unik. Bentuk dan motif dekorasinya. Belum lagi kristal-kristalnya yang ada di lemari kaca. Disitu saya nggak cuman terkagum-kagum lantaran koleksinya yang sudah ratusan tahun dengan disainnya yang bagus, tapi perawatan museumnya itu lho. Di sana kan semua dari kaca. Tapi, saya nggak melihat sedikit pun debu di sana. Memang suasana di sana debunya tak sebanyak di Bandung. Tapi tetap saja perawatan yang seolah-olah semua berkilap dan seolah-olah tak berdebu itu lah yang bikin saya kagum.

Bahkan dari salah satu bagian museum entah ditingkat berapa, kami bisa melihat keluar. Jadi saya bisa melihat keindahan gedung-gdung di Torino dari sisi lain. Uh, indahnya menara-menara yang saya lihat. Sayangnya cuaca sore itu berkabut. Kalau tidak berkabut, dari situ pun bisa terlihat indahnya perbukitan di sana. Artistiknya rumah-rumah yang juga mengisi perbukitan itu. 


Mobil Fiat yang berseliweran di kota

Sisi lain yang menarik selama saya di sana adalah mobil. Memang sih, di sini ada pabrik mobil Fiat. Jadi nggak heran kalau di kota ini banyak berseliweran mobil-mobil Fiat. Dari tahun berapa aja ada. 

Meski baru sekali itu saya ke Torino ( di tahun 2010), tapi nama Torino sebenarnya sudah lama melekat dalam pikiran saya.  Soalnya di jaman tahun 60 an, ayah saya mempunyai mobil Fiat. Dari situlah saya tahu bahwa pabrik mobil Fiat itu ada di Torino. Duh, bayangan saya, Torino itu di Negara Itali. Jadi jauh sekaleeeee. Nggak disangka, ternyata suatu saat, sekian puluh tahun kemudian, saya mendapat kesempatan untuk mampir di Torino.

Beruntung saya jalan ditemani Prana yang memang sedang sekolah disain mobil di kota itu. Jadi mobil apa saja yang saya tanyakan pada ponakanku itu,  ia bisa menceritakannya dengan detail.  Ya disainnya, ya warnanya, ya mesinnya dan masih ada saja hal-hal lain yang ia ceritakan. Sungguh sebuah percakapan yang menyenangkan.  Pengetahuanku tentang mobil makin nambah.

Lagi Fiat. Di parkir di mana saja. Aman.
Pulang dari sana, bisa ditebak. Tiba-tiba terpikirkan untuk punya mobil Fiat lagi. Terkenang kembali, masa-masa kecilku yang sering naik mobil Fiat, keluaran kota Torino di Italia itu.

Ah, ini hanya khayalan sepintas yang lewat begitu saja. Kok, kayak orang kaya aja. Begitu melihat  mobil cantik, langsung pengen beli. Saya jadi mesam mesem sendiri mengingat khayalan itu. *** (ira).


No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden