Saturday, November 29, 2014

Becanda dengan Ubur-ubur di Danau Kakaban



Dermaga kayu jalan masuk ke Pulau Kakaban
Setelah mampir sejenak di Pulau Sangalaki, untuk melihat pembiakan anak-anak penyu, kami meneruskan perjalanan ke Pulau Kakaban yang masih menjadi bagian dalam Kepulauan Derawan. Masih terbayang lucunya tukik-tukik mungil tadi di sebuah pulau kecil yang berpasir tapi berada di bawah rimbunan bagai  sebuah hutan.   Di sebuah lokalisasi, tukik saling bergerombol atau ada juga yang lincah bergerak kesana kemari.


Tengah asyik-asyiknya membayangkan tukik tadi, ternyata kapal yang berisi 20 orang penumpang ini sudah tiba di dermaganya Pulau Kakaban. Hanya dalam waktu 20 menit saja. Beruntung sedang pasang, jadi kapal bisa mendekat ke dermaga dan para penumpang tinggal melangkah saja dari kapal ke dermaga kayu Pulau Kakaban yang luasnya 774,2  ha.


Poster yang mengajak wisatawan untuk ikut menjaga lingkungan

Sambil berjalan  di atas dermaga kayu masuk ke Pulau Kakaban saya memperhatikan  pulau  tersebut. Ternyata dihadapan saya  hutan.  Pohon-pohonnya tinggi,  hijau lebat menutupi semua lahannya. Saya lantas mikir dimana letak danaunya.  Gimana juga caranya memasuki lokasi itu.  Ke depan yang dilihat hutan. Berbalik badan yang dilihat hamparan laut biru kehijauan. Wah, misterius juga nih.

Ternyata begitu saya memasuki sebuah gapura, saya  tetap jalan di atas kayu-kayu yang tersusun rapi  model dermaga kayu tadi. Bedanya kalau di dermaga itu kiri dan kananya air laut, sedangkan di dalam hutan pulau Kakaban ini, di kiri dan kanan jalan kayu ini ya  pepohonan. Itulah jalan menuju danau. Melewati jembatan kayu, menembus hutan. Melewati jalan kayu datar, lalu naik tangga dan  turun tangga. 

Melewati hutan lebat

Ada turunan tajam, ada juga tanjakan tajam.
Bagi yang nggak biasa jalan pasti ngos-ngosan. Tapi ngos-ngosan itu terbayar, pas di sebuah ketinggian kita melihat  sebuah danau yang terhampar luas. Waduh itulah danau kakaban. Sebuah danau yang berisi air payau. Air payau terbentuk lantaran percampuran air  hujan dengan air  laut yang masuk dari rembesan pori-pori tanah di seputar danau. Proses ini terjadi sejak ribuan tahun lalu.  Konon hanya ada 2 danau berair payau di dunia. Satunya lagi di kawasan Kepulauan Palau, Mikronesia.

Kondisi air payau di danau akhirnya juga membuat habitat endemik yang berbeda. Salah satunya ribuan ubur-ubur yang menjadi penghuni danau itu adalah ubur-ubur yang tak menyengat. Bahkan ubur-ubur ini pun ada beberapa jenis.  Seperti yang saya lihat, ada ubur-ubur yang besar, ada yang kecil-kecil dan ada yang halus sekali.


Wouw ! Begitu melihat danaunya dari sebuah ketinggian.
Snorkling dan main bersama ubur-ubur

Bagitu tiba di dermaga danau,  saya tak langsung nyebur danau. Saya melihat orang-orang yang sedang snorkeling. Dari atas saya melihat ribuan ubur-ubur di danau. Berwarna putih dengan ujung kecoklatan.  Nampak mereka yang berenang bermain dengan ubur-ubur. Ada yang mengikuti kemana ubur-ubur berenang dan ada juga yang  menggenggamnya. Ada yang diangkat-angkat diperhatikan begitu dekat sambil bicara sendiri. Entah apa yang dibicarakannya. Bahkan banyak juga yang tertawa-tawa. Mungkin geli dengan lembutnya ubur-ubur itu.

Akhirnya saya nggak tahan juga dan nyebur. Ternyata untuk nyebur itu saya nggak boleh memakai hand body lotion dan juga fin. Fin itu sirip kaki ikan yang suka dipakai manusia pada saat snorkeling dan diving.  Dikhawatirkan fin dapat memukul ubur-ubur saat digerakan oleh para perenang. Sedangkan body lotion dikhawatirkan zat kimianya dapat membuat polusi air danau dan nantinya bisa meracuni jelly fish.


Ini dia ubur-uburnya

Ini dia ubur-uburnya
Duh, waktu nyebur di air itu sulit menggambarkan gimana perasaan saya saat berenang yang disekitar saya itu ribuan jelly fish. Saya menjauh dari teman-teman, agar bisa terasa bermain dan bersama-sama dengan jelly fish. Begitu saya bisa memegangnya, ya ampun halus sekali. Lembut sekali. Nggak tega rasanya berbuat sesuatu yang dapat mematikan binatang yang lembur ini.  Amis memang, tapi selama saya di situ tak habis-habisnya saya menangkap. Tetap dalam 2 dekapan jemari saya. Ia bebas bergerak  tapi masih di air.  Sebentar-sebentar saya dekatkan ke pipi. Halusnyaaaaa. Lembutnyaaaa.

Jujur, saya menikmati sekali kebersamaan dengan ubur-ubur itu. Terkadang saya merasakan sentuhan-sentuhan halus ubur-ubur kecil yang menempel di kulit. Makin saya ketengah ternyata makin asyik. Makin kelihatan jumlah ubur-ubur yang begitu banyak. Air danau juga lebih tenang dan di tengah tumbuhan di dasar Danau Kakaban banyak sekali. Warna tumbuhan di dasar danau yang berwarna hijau tua itu membuat ubur-ubur itu nampak bertebaran dimana-mana. 

Sayangnya, saya lalu melihat teman-teman sudah mulai meninggalkan Danau. Kakaban ini. Takut ketinggalan dan takut mengacaukan acara, saya pun segera naik dermaga.  Aduuuuh, masih pingin main dengan ubur-ubur. Belum puas. Kurang lama.

Membuka bekal. Nggak ada warung nasi
Dengan berbasah-basah saya naik dan jalan menuju ke pintu luar. Di sana teman-teman sudah berkumpul semua dan mulai makan siang. Enaknya makan siangnya yang memang sudah disiapkan dari tempat kami menginap di Pulau Maratua. Di pulau Kakaban, saya tidak melihat ada warung atau pun penjual makanan kecil ataupun kedai kopi. Setelah agak sore, kami kembali ke kapal. Wah, kali ini airnya surut. Sehingga untuk ke kapal, kami harus naik kapal kecil sebagai perantara.

Perahu bergerak meninggalkan dermaga. Dari situ nampak betapa laut yang mengelilingi pulau kakaban itu indah banget. Lautnya bening, jadi taman laut yang ada di dalamnya nampak. Perahu bergerak perlahan, ternyata  taman laut yang akan ditonton itu yang di area pulau Kakaban. Saat perahu berhenti, saya langsung melihat kebawah. Duh, indah sekali. Di bawah perahu yang saya tumpangi itulah Sea Wall Garden.


Snorkling di Sea Wall Grden di sekeliling Pulau Kakaban
Indahnya 

Begitu saya nyemplung dan mulai snorkling, WOUWWWW luar biasa. Indah banget Sea Wall Gardennya. Saya terus snorkling mengikuti lekukan Sea Wall Garden.  Menikmati keindahan alam di bawah laut yang mengelilingi Pulau Kakaban. Pulau Kakaban memang luar biasa. Danau Kakabannya memiliki ubur-ubur yang memikat. Taman laut yang mengelilingi Pulau Kakaban pun memiliki keindahan yang tiada tara. *** (ira).


TIPS  :
1. Bawalah bekal lantaran tidak ada warung  yang menjual makanan di Pulau Kakaban;
2. Bawa kantung plastik untuk membuang sampah pribadi dan setelah itu baru buang di tempat sampah;
3. Tidak menggunakan fin selama berenang di danau kakaban
4. Tidak menggunakan body lotion.

LEBIH JAUH DENGAN :











No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden