Kampung Derawan dari Kejauhan |
Akhirnya saya
ngerti juga trip di Derawan ini setelah mengikuti tripnya. Derawan Trip. Ternyata,
sampai hari ini, ke Derawan itu paling asyik dan efisien ya kalau
beramai-ramai. Soalnya trip ke Derawan itu kan mainnya ke pulau-pulau di kawasan
Kepulauan Derawan. Sedangkan untuk ke pulau-pulau harus nyewa perahu. Kalau
menyewa kapal antar pulaunya bisa sekian juta. Kalau ditanggung sendiri kan mahal sekaleee. Kalau naik
kapal yang lebih kecil, haduh kapan nyampenya. Lama banget perjalanannya.
Ternyata Trip ke Derawan itu, begini :
awalnya wisatawan datang entah dari mana aja,
silahkan datang ke Tarakan atau Berau yang masih ada di daratan Kalimantan. Dari Tarakan ternyata
ada beberapa pilihan untuk masuk ke Derawan.
Pilihan Pertama : dari
Tarakan menuju ke Derawan dan tinggal di Derawan. Setelah itu keliling di
Derawan lalu berkeliling ke pulau-pulau yang ada. Ke Pulau Kakaban, Pulau
Sangalaki dan Pulau Maratua dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya. Kembali ke
Derawan dan pulang menuju Tarakan lagi. Mau 4 hari 3 malam ? Itu semua terserah
yang mau wisata.
Pilihan Kedua :
dari Tarakan menuju Pulau Maratua dan tinggal di sana. Dari Pulau Maratua,
tentu wisatawan berkunjung ke pulau-pulau sekitar Maratua untuk snorkling atau
menyelam. Hari lain baru jalan ke Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban dan berujung
di Pulau Derawan. Menginap di Pulau Derawan dan setelah itu kembali ke Tarakan.
Hotel di Derawan |
Ini baru cerita
kalau pilihannya mengambil route dari Tarakan. Sedangkan kalau melalui Berau,
tentu ada urutan trip yang harus dilalui. Bonus lain kalau mengambil route dari
Tarakan, pastinya kita punya kesempatan untuk jalan-jalan di kota Tarakan.
Biasanya bisa menggunakan waktu saat menunggu jam keberangkatan menuju ke
kepulauan atau pada saat kembali dari kepulauan Derawan. Lumayan sih melihat
meriam, pipa angguk, masuk ke hutan manggrove nonton bekantan, kulineran dan
eksplore oleh-oleh.
Lumayan lho, berada di Tarakan itu ternyata kita sudah
menginjak Propinsi Kalimantan Utara. Sedangkan Pulau Derawan dan teman-temannya
itu masuk di Propinsi Kalimantan Timur.
Memang semua
tergantung pilihan. Seperti saat saya memilih trip dimana saya menginap di
Pulau Maratua, tentu yang dieksplore adalah pulau Maratuanya. Sedangkan di
Pulau Derawan ya, sekedar singgah di hari terakhirnya saja. Menikmati malam
dan pagi hari di Derawan. Kalau saya sih puas banget menginap di Pulau Maratua,
soalnya di sana masih desa banget. Jadi memang di sana saya masih menikmati
alam yang asri. Bahkan menikmati bintang-bintang yang luar biasa indahnya di
Pulau Maratua. Wachhhhh !
Penduduk di pantai Kampung Derawan menuju rumahnya |
Anak-anak pun main di dermaga |
Di Derawan
sendiri, saya malah sudah kecapekan. Soalnya hari itu, dari Pulau Maratua
perjalanannya main ke Maratua Resort, mengeksplore Pulau Sangalaki, berenang
dengan ubur-ubur di Pulau Kakaban dan snorkling di Sea Wall Gardennya Pulau
Kakaban juga berfoto ria di Pulau Gusung.
Begitu sampai di
Pulau Derawan sudah sore. Saat kapal merapat di dermaga, saya langsung
melihat di sisinya sudah langsung berderet-deret
kamar-kamar hotel. Waktu itu, saya berdoa semoga saya dapat kamar yang
strategis. Bisa langsung melihat matahari terbit atau tenggelam. Setelah dapat
kunci kamar, wouw, asyiiiiik ! Saya
dapat kamar nomer 2 dari ujung. So, bisa langsung bersentuhan dengan alam. Bisa
langsung melihat matahari.
Saya tidak
menyia-nyiakan kesempatan. Langsung saya duduk di dermaga ujung yang terletak
di sebelah kamar. Meski tak besar, tapi dermaga ini strategis. Bisa melihat
matahari terbenam dan sekaligus matahari terbit. Bener juga teman-teman lain
semua juga ngariung di sini, begitu juga teman-teman yang lainnya.
Sore Hari di Kampung Derawan |
Berada di dermaga
itu, saya melihat kehidupan orang-orang di kampung Derawan itu. Ternyata di
balik hotel dermaga ini, adalah sebuah perkampungan. Satu persatu saya
menyaksikan perahu-perahu mendekat ke kampung itu. Lalu detik perdetik
pergerakan alam di situ saya ikuti. Matahari mulai menurun. Indahnya perpaduan
alam dan matahari yang pancarannya jatuh dihamparan laut. Paduan warna biru,
kuning, merah , orang, abu berpendar di sini. Maaak, kapan lagi bisa puas
melihat yang beginian ?
Selesai matahari
tenggelam, saya mandi dan langsung cari makan malam. Keluar dari hotel, saya
melewati perkampungan di atas air semua. Berbahan papan semua. Lalu masuk
sebuah jalan yang dikiri dan kanannya toko. Bisa di pastikan Kampung Derawan
ini isinya sebagian besar hanyalah rumah makan , toko souvenir, tempat
penyewaan sepeda dan penyewaan olah raga laut. Kami hanya berjalan kaki saja,
sambil melewati tukang jualan pisang goreng dan camilan lainnya. Di beberapa
resto, memang banyak kelompok wisatawan yang kami jumpai saat bersama sama di
pulau-pulau.
Malam itu, kami
makannya seragam. Nasi putih, ikan kerapu goreng dan tempe. Juga ada sayur
lalapan dan sambel. Makanan jenis ini sudah berhari-hari juga kami makan saat
beberapa hari di pulau. Tapi malam itu
ya lahap juga kok. Gak ada yang protes. Semua sudah tau sendiri. Kalau mau lauk
yang lain bisa pesen dengan menambah dari dompet sendiri. Soalnya rame-rame.
Anak-anak muda makan rame-rame |
Kelompok makan terbagi 2. Yang model saya, sudah 50 tahun ke atas, makannya di
dalam resto. Sedangkan temen-temen yang usianya baru 20 tahunan itu makannya di
luar. Udaranya lebih segar. Di saksikan bintang-bintang. Ha ha haaaa.
Esok harinya,
sayalah yang paling pagi duduk di dermaga, melihat suasana perkampungan Derawan
di pagi hari. Sepi. Tapi warna warni di pagi hari sungguh menakjubkan. Di
celah-celah awan yang bergerak cepat
tersembul semburat rona mentari.
Lama-lama muncul
teman-teman lain, termasuk seorang teman baru dari grup traveler lain.
“ Met pagi Bu
Ira”, begitu sapanya
“Met pagi juga Bu
Tere. Gimana, asyik nggak tidurnya ?”, balas saya bertanya.
Selanjutnya ia
sudah bergabung dengan para pemotret dari kelompok wisatawan lain di dermaga.
Ia nampaknya menyukai fotografi dan tertarik. Memang dermaga ini mempersatukan
kami para traveler dari berbagai penjuru di belahan bumi. Dermaga gaul deh
namanya.
Cantiknya Derawan Dipagi Hari |
Pagi ini, rasanya
gimana gitu. Saat begitu akrab dengan teman-teman ngetrip yang baru saya kenal
di Travelmate Indonesia, kami harus berpisah. 4 hari di perjalanan membuat kami
bagaikan sebuah keluarga. Duh, pagi ini kok berasa cepat sekali. Kayaknya baru
saja keluar kamar melihat matahari terbit diantara segerumbul rumah-rumah di
atas air laut. Lalu ketika matahari mulai menyembul, para penyu mulai menyapa
kami. Kadang menyembul, kadang bersembunyi. Makin dilihat, makin menjauh lah
penyu penyu itu.
Sebelum bubaran, saya
sempatkan keluar kampung untuk memotret. Ketemu para pedagang dan anak-anak laut yang sedang bermain. Paling kesel pas
sesi foto keluarga. Itu tandanya bakalan segera pulang. Nah benerkan, kami sudah
disuruh naik kapal untuk kembali ke Tarakan.
Indahnya pagi di Derawan |
Ada rasa sedih saat
harus meninggalkan kampung Derawan. Rasanya di sini belum dapat apa-apa. Tapi kangen
juga sih sama yang di Bandung. Begitu juga dengan segudang tugas yang menanti.
Ah, Derawan !
Kapan – kapan ketemu lagi !*** (ira).
Catatan :
1. 1. Jadi kalau ditanya enak yang mana ? Stay di Maratua atau di Pulau Derawan ?
Maka ini semua tinggal pilihan.
Pastinya di Maratua itu masih lebih natural, lebih desa banget. Di kampung
itu hanya ada beberapa rumah penduduk
untuk tempat tinggal.
Sedang di Derawan sudah ada hotel, sudah ada deretan jalan berisi restaurant
dll.
2.
2. Selama di sana, banyak
bergaul dengan traveler yang ada di hotel ini juga. Jadi bisa share pengalaman, tempat-tempat yang indah untuk didatangi atau di selam.
---,,,---
No comments:
Post a Comment