Friday, October 3, 2014

Dermaga Gaul di Kampung Derawan


Kampung Derawan dari Kejauhan

Akhirnya saya ngerti juga trip di Derawan ini setelah mengikuti tripnya. Derawan Trip. Ternyata, sampai hari ini, ke Derawan itu paling asyik dan efisien ya kalau beramai-ramai. Soalnya trip ke Derawan itu kan mainnya ke pulau-pulau di kawasan Kepulauan Derawan. Sedangkan untuk ke pulau-pulau harus nyewa perahu. Kalau menyewa kapal antar pulaunya  bisa sekian juta.  Kalau ditanggung sendiri kan mahal sekaleee. Kalau naik kapal yang lebih kecil, haduh kapan nyampenya. Lama banget perjalanannya.


Ternyata Trip ke Derawan itu, begini : 
awalnya wisatawan datang entah dari mana aja, silahkan datang ke Tarakan atau Berau yang masih ada di daratan Kalimantan. Dari Tarakan ternyata ada beberapa pilihan untuk masuk ke Derawan. 

Pilihan Pertama : dari Tarakan menuju ke Derawan dan tinggal di Derawan. Setelah itu keliling di Derawan lalu berkeliling ke pulau-pulau yang ada. Ke Pulau Kakaban, Pulau Sangalaki dan Pulau Maratua dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya. Kembali ke Derawan dan pulang menuju Tarakan lagi. Mau 4 hari 3 malam ? Itu semua terserah yang mau wisata.

Pilihan Kedua : dari Tarakan menuju Pulau Maratua dan tinggal di sana. Dari Pulau Maratua, tentu wisatawan berkunjung ke pulau-pulau sekitar Maratua untuk snorkling atau menyelam. Hari lain baru jalan ke Pulau Sangalaki, Pulau Kakaban dan berujung di Pulau Derawan. Menginap di Pulau Derawan dan setelah itu kembali ke Tarakan.

Hotel di Derawan

Ini baru cerita kalau pilihannya mengambil route dari Tarakan. Sedangkan kalau melalui Berau, tentu ada urutan trip yang harus dilalui. Bonus lain kalau mengambil route dari Tarakan, pastinya kita punya kesempatan untuk jalan-jalan di kota Tarakan. Biasanya bisa menggunakan waktu saat menunggu jam keberangkatan menuju ke kepulauan atau pada saat kembali dari kepulauan Derawan. Lumayan sih melihat meriam, pipa angguk, masuk ke hutan manggrove nonton bekantan, kulineran dan eksplore oleh-oleh. 
Lumayan lho, berada di Tarakan itu ternyata kita sudah menginjak Propinsi Kalimantan Utara. Sedangkan Pulau Derawan dan teman-temannya itu masuk di Propinsi Kalimantan Timur.

Memang semua tergantung pilihan. Seperti saat saya memilih trip dimana saya menginap di Pulau Maratua, tentu yang dieksplore adalah pulau Maratuanya. Sedangkan di Pulau Derawan ya, sekedar singgah di hari terakhirnya saja. Menikmati malam dan pagi hari di Derawan. Kalau saya sih puas banget menginap di Pulau Maratua, soalnya di sana masih desa banget. Jadi memang di sana saya masih menikmati alam yang asri. Bahkan menikmati bintang-bintang yang luar biasa indahnya di Pulau Maratua. Wachhhhh !


Penduduk di pantai Kampung Derawan menuju rumahnya

Anak-anak pun main di dermaga

Di Derawan sendiri, saya malah sudah kecapekan. Soalnya hari itu, dari Pulau Maratua perjalanannya main ke Maratua Resort, mengeksplore Pulau Sangalaki, berenang dengan ubur-ubur di Pulau Kakaban dan snorkling di Sea Wall Gardennya Pulau Kakaban juga berfoto ria di Pulau Gusung.

Begitu sampai di Pulau Derawan sudah sore. Saat kapal merapat di dermaga, saya langsung melihat  di sisinya sudah langsung berderet-deret kamar-kamar hotel. Waktu itu, saya berdoa semoga saya dapat kamar yang strategis. Bisa langsung melihat matahari terbit atau tenggelam. Setelah dapat kunci kamar, wouw, asyiiiiik !  Saya dapat kamar nomer 2 dari ujung. So, bisa langsung bersentuhan dengan alam. Bisa langsung melihat matahari.

Saya tidak menyia-nyiakan kesempatan. Langsung saya duduk di dermaga ujung yang terletak di sebelah kamar. Meski tak besar, tapi dermaga ini strategis. Bisa melihat matahari terbenam dan sekaligus matahari terbit. Bener juga teman-teman lain semua juga ngariung di sini, begitu juga teman-teman yang lainnya.

Sore Hari di Kampung Derawan

Berada di dermaga itu, saya melihat kehidupan orang-orang di kampung Derawan itu. Ternyata di balik hotel dermaga ini, adalah sebuah perkampungan. Satu persatu saya menyaksikan perahu-perahu mendekat ke kampung itu. Lalu detik perdetik pergerakan alam di situ saya ikuti. Matahari mulai menurun. Indahnya perpaduan alam dan matahari yang pancarannya jatuh dihamparan laut. Paduan warna biru, kuning, merah , orang, abu berpendar di sini. Maaak, kapan lagi bisa puas melihat yang beginian ?

Selesai matahari tenggelam, saya mandi dan langsung cari makan malam. Keluar dari hotel, saya melewati perkampungan di atas air semua. Berbahan papan semua. Lalu masuk sebuah jalan yang dikiri dan kanannya toko. Bisa di pastikan Kampung Derawan ini isinya sebagian besar hanyalah rumah makan , toko souvenir, tempat penyewaan sepeda dan penyewaan olah raga laut. Kami hanya berjalan kaki saja, sambil melewati tukang jualan pisang goreng dan camilan lainnya. Di beberapa resto, memang banyak kelompok wisatawan yang kami jumpai saat bersama sama di pulau-pulau.

Malam itu, kami makannya seragam. Nasi putih, ikan kerapu goreng dan tempe. Juga ada sayur lalapan dan sambel. Makanan jenis ini sudah berhari-hari juga kami makan saat beberapa hari  di pulau. Tapi malam itu ya lahap juga kok. Gak ada yang protes. Semua sudah tau sendiri. Kalau mau lauk yang lain bisa pesen dengan menambah dari dompet sendiri. Soalnya rame-rame. 

Anak-anak muda makan rame-rame



Kelompok makan terbagi 2. Yang model saya, sudah 50 tahun ke atas, makannya di dalam resto. Sedangkan temen-temen yang usianya baru 20 tahunan itu makannya di luar. Udaranya lebih segar. Di saksikan bintang-bintang. Ha ha haaaa.

Esok harinya, sayalah yang paling pagi duduk di dermaga, melihat suasana perkampungan Derawan di pagi hari. Sepi. Tapi warna warni di pagi hari sungguh menakjubkan. Di celah-celah awan yang  bergerak cepat tersembul semburat rona mentari.
Lama-lama muncul teman-teman lain, termasuk seorang teman baru dari grup traveler lain.
“ Met pagi Bu Ira”, begitu sapanya
“Met pagi juga Bu Tere. Gimana, asyik nggak tidurnya ?”, balas saya bertanya.
Selanjutnya ia sudah bergabung dengan para pemotret dari kelompok wisatawan lain di dermaga. Ia nampaknya menyukai fotografi dan tertarik. Memang dermaga ini mempersatukan kami para traveler dari berbagai penjuru di belahan bumi. Dermaga gaul deh namanya.


Cantiknya Derawan Dipagi Hari
Pagi ini, rasanya gimana gitu. Saat begitu akrab dengan teman-teman ngetrip yang baru saya kenal di Travelmate Indonesia, kami harus berpisah. 4 hari di perjalanan membuat kami bagaikan sebuah keluarga. Duh, pagi ini kok berasa cepat sekali. Kayaknya baru saja keluar kamar melihat matahari terbit diantara segerumbul rumah-rumah di atas air laut. Lalu ketika matahari mulai menyembul, para penyu mulai menyapa kami. Kadang menyembul, kadang bersembunyi. Makin dilihat, makin menjauh lah penyu penyu itu.

Sebelum bubaran, saya sempatkan keluar kampung untuk memotret. Ketemu para pedagang dan anak-anak  laut yang sedang bermain. Paling kesel pas sesi foto keluarga. Itu tandanya bakalan segera pulang. Nah benerkan, kami sudah disuruh naik kapal untuk kembali ke Tarakan.


Indahnya pagi di Derawan

Ada rasa sedih saat harus meninggalkan kampung Derawan. Rasanya di sini belum dapat apa-apa. Tapi kangen juga sih sama yang di Bandung. Begitu juga dengan segudang tugas yang menanti.
Ah, Derawan ! Kapan – kapan ketemu lagi !*** (ira).

Catatan :
1.      1.  Jadi kalau ditanya enak yang mana ? Stay di Maratua atau di Pulau Derawan ?
     Maka ini semua tinggal pilihan.
     Pastinya di Maratua itu masih lebih natural, lebih desa banget. Di kampung itu hanya ada  beberapa                rumah penduduk untuk tempat tinggal.
     Sedang di Derawan sudah ada hotel, sudah ada deretan jalan berisi restaurant dll.
2.       
      2. Selama di sana, banyak bergaul dengan traveler yang ada di hotel ini juga. Jadi bisa share pengalaman,           tempat-tempat yang indah untuk didatangi atau di selam.

---,,,---


No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden