Pemandangan keren dari hotel tempat saya menginap. |
Pagi itu, saya menikmati sekali makan pagi yang disajikan
Hotel Villa Bogor Leppe. Namanya ada Bogornya, tapi sebenarnya letaknya bukan di Jawa
Barat, tetapi terletak di Teluk
Mandar. Saya nggak tau apakah nasi
goreng itu betul-betul enak, atau rasa enaknya nasi goreng itu lantaran suasana
tempat makannya ada di tepi pantai. Dari sebuah ketinggian itu, sambil sarapan saya menikmati pemandangan laut nan indah. Ditambah dengan buaian angin yang terasa sepoi-sepoi dan juga mata saya tak lepas mengikuti gerak
ombak yang berkejaran.
***
Wew .... akhirnya saya sampai juga di
Majene. Kota yang terletak di Propinsi Sulawesi Barat ini
letaknya di barat laut kota Makasar. Jaraknya 300 km an. Jadi lama perjalanan darat dari Makasar ke Majene
ini , naik mobil bisa 6 jam-an kalau tanpa henti. Tapi kalau banyak berhentinya buat makan
siang dan motret-motret, ya sampainya bisa lebih dari itu.
Sebenarnya
ada sih perjalanan yang lebih singkat. Misalkan saya berangkat menuju kota
Mamuju dengan pesawat udara. Setelah itu naik mobil dari Mamuju ke Majene,
sekitar 4 jam an. Tapi saya sengaja lewat perjalanan darat. Soalnya yakin
sekali bahwa pemandangan dari Makasar ke Majene itu pasti indah. Ada kalanya melipir pantai, ada kalanya pula
berada diantara pesawahan yang terhampar luas dengan perbukitan yang aduhai.
Pantai Dato. Indah dan unik. |
Siang
itu memang terasa panas saat saya tiba di Pantai Dato. Pantainya tak jauh dari
hotel. Indah. Sepi dan masih alami. Belum disentuh pembangunan. Birunya laut,
wach .... bikin mata teduh. Berada di
sana bagaikan berada di pantai pribadi. Soalnya sepi dan hanya ada beberapa
pengunjung. Pastinya saya tak hanya berhenti di situ. Jalan ke beberapa tempat
semakin tergali indahnya pantai ini. Pantainya berbukit bukit karang. Jadi ada
tempat-tempat yang harus hati-hati karena takut jatuh, tersandung
karang-karang. Masih perawan. Hi ...hi
...
Dari
sini, saya mampir ke Pantai Barane. Tipikal pantainya berbeda. Di sini
pantainya datar. Jadi gulungan pantai yang berkejar-kejaran terlihat jelas.
Indah sekali. Saat itu sedang ada pembangunan tempat-tempat istirahat para
penunjung berupa payung-payung peneduh. Jadi berguna banget untuk para
pengunjung yang ramai datang pada Hari Minggu. Pantai ini jauh lebih ramai dari Pantai Dato.
Pantai Barane |
Pas
menuju tempat itu, saya banyak melihat perahu-perahu yang tertambat di tepi
pantai. Tapi yang lebih menarik ya saat berjumpa dengan anak-anak SD yang baru pulang sekolah.
Mereka melambai-lambaikan tangannya. Saya pun turun menemui anak-anak itu.
Senang dengan keceriaan dan celoteh mereka. Kami pun berfoto-fotoan. Lalu saya
perlihatkan fotonya pada mereka. Mereka senang sekali melihat gaya mereka.
Anak-anak di Pantai BArane. Pulang sekolah |
Foto bareng anak-anak pantai |
Namanya juga jalan dari pantai ke pantai. Gak afdol kalau tak nyeruput segarnya air kelapa muda. Di warung-warung di tepian sebuah pantai, kami menikmati sajian air kelapa muda. Waduh .... segernya. Khas banget cara penyajiannya. Kelapa butir disajikan dalam sebuah baki. Lalu dalam baki tamu bisa memilih pemanis apa yang disuka. Bisa gula aren atau sirop merah. Tergantung selera. Saya memilih sirop merah agar terlihat menarik. Dan betul, saya pun segera menuntaskannya. Lantaran haus.
Sajian kelapa muda |
Kedai tempat minum air kelapa |
Ini
memang hanya secuil cerita tentang jalan-jalan saya di Sulawesi Barat, tepatnya di Kota Majene. Kalau waktunya panjang, tentu saya ingin menikmati pantai-pantai cantik lain di Majene. Saya juga masih
sempat mampir kulineran di Rumah Makan Mandar. Gak lengkap rasanya kalau gak pake icip-icip makanan khas setempat. Rumah makan yang letakknya di tepi pantai ini, sajiannya beneran maknyus.
Endes ....
Bahkan sore harinya saya pun masih sempat menyaksikan terbenamnya matahari. Banyak muda mudi menanti sang surya tenggelam dengan pasangannya masing-masing. Rupanya inilah pantai favorite anak-anak muda.
Perjalanan yang berkesan ini ditemani Rina Ginting teman kuliahku di Bandung. Juga terima kasih banyak ditemani oleh Ibu dan Pak Masri yang memang tinggal di Kota Majene. Ah, .... kapan-kapan, so pasti ingin sekali kembali ke Majene lagi. Meski hanya jalan seharian di sana, tapi saya suka banget dengan kota ini. Ya, Majene tak terlupakan. *** (ira)
Bahkan sore harinya saya pun masih sempat menyaksikan terbenamnya matahari. Banyak muda mudi menanti sang surya tenggelam dengan pasangannya masing-masing. Rupanya inilah pantai favorite anak-anak muda.
Perjalanan yang berkesan ini ditemani Rina Ginting teman kuliahku di Bandung. Juga terima kasih banyak ditemani oleh Ibu dan Pak Masri yang memang tinggal di Kota Majene. Ah, .... kapan-kapan, so pasti ingin sekali kembali ke Majene lagi. Meski hanya jalan seharian di sana, tapi saya suka banget dengan kota ini. Ya, Majene tak terlupakan. *** (ira)
No comments:
Post a Comment