Monday, April 30, 2012

HOTELKU, Oh !




Membuka file-file foto, sampailah saya pada gambar tumpukan koper-koper. Koper-koper tersebut dengan latar belakang Hotel Sofitel Mekkah. Saya jadi teringat ketika saya menginap di hotel itu pada saat menunaikan ibadah haji di Bulan Desember 2005.


Sebelum menginap di Hotel Sofitel Mekkah, kami yang rombongan haji bersama Billad Tour sudah bermukim selama 9 hari di Medinah. Saya berangkat bersama adikku Maya dan Mas Aleks suaminya. Kami berangkat bersama Bilad Tour dengan lama ibadah dan perjalanan selama 29 hari.

Di Mekah kami menginap di Hotel Sofitel. Sebuah hotel yang letaknya persis di sebelah halaman Mesjidil Haram. Saya katakan disebelahnya lantaran begitu keluar hotel, saya langsung menginjak jalan aspal. Setelah jalan aspal ya sudah halaman luar Mesjidil Haram.

Maka ketika suatu hari saya tidak bisa mengikuti sholat di mesjid, tinggal buka jendela. Di jalan-jalan penuh dengan orang-orang yang mengikuti sholat. Sehingga suasana religius yang tersebar di seluruh kawasan mesjid ini amat terasa meski saya tak berada di mesjid.

Koper jemaah haji antri untuk masuk hotel. 

Begitu juga saat ingin melakukan sholat tahajud yang kami lakukan kurang lebih pukul 03.00, saya berani berangkat sendiri dari hotel ke Mesjidil Haram. Kadang adikku mungkin tak sedang ingin sholat Tahajud. Meski suami adikku ingin mengantar, tapi saya katakan kalau saya sanggup sendiri. Lha wong, keluar hotel aja ramai sekali.

Ya, di sekitar hotel itu memang selalu sibuk. Nggak pagi, nggak siang dan malam. Ramai terus. Begitu hidupnya kota Mekkah yang satu ini. Ada orang-orang yang jalan ke mesjid. Ada juga orang-orang yang berjualan. Ada yang numpang lewat di jalan itu. Yang penting begitu keluar hotel jangan celingukan. Jangan kelihatan bingung. Jalan yang tenang. Jalan yang mantap. Jadi tak ada yang curiga lantas iseng mengganggu.

Yang mengganggu sebenernya justru para pedagang-pedagang. anyaknya orang berjualan. Hadeeuuh …. Jangan sampai mau ke Mesjid niatnya, tapi malah belanja. Alhamdulillah waktu itu sudah puas deh, belanja di Medina untuk oleh-oleh. Jadi pas di Mekkah, mata sudah tak jelalatan lagi melihat pernak-pernik untuk oleh-oleh di tanah air.

Suasana di dalam hotel amat nyaman. Layaknya seperti hotel-hotel bertaraf internasional. Ber AC, makan enak dam tenang. Lantaran pada saat itu bermukim jemaah dari Indonesia, maka makan yang di sediakan sehari 3 kali itu makanan dengan menu Indonesia. Enaknya sih enak, hanya di sana susah sayur. Jadi menunya lebih banyak daging. Buat yang ingin menu internasional, di hotel itu ada beberapa restorant.

Dekorasi hotelnya juga cantik dan artistik. Saya perhatikan banyak memakai detail-detail timur tengah. sesuai dengan lokasi hotel saat itu. Kain kordijnnya misalnya. Juga jok jok kursi nampaknya tenunan khas / motiv setempat. Jadi pihak hotel juga sambil memperkenalkan unsur-unsur wisatanya.

Sayangnya semua yang saya ceritakan ini tinggal kenangan. Soalnya menurut beberapa kenalan yang dalam beberapa tahun terakhir ini ke Mekkah, Saat ini Hotel Sofitel Mekkah sudah tiada lagi. Hiks sedih, ikut terkena gusur. Dengan adanya perluasan bangunan Mesjidil Haram, kena lah jajaran Softel ini termasuk Pasar Seng. Pasar tradisional di sana yang menjual segala macam keperluan para jemaah haji. Mau coklat, kurma dan entah apa lagi yang ada di pasar itu.

***

Meski hotel Sofitel tempat saya menginap di Mekkah sudah tidak ada lagi di lokasi semula, tapi saya akan selalu ingat. Setidaknya keberadaannya yang begitu dekat dengan Mesjidil Haram, amat mempermudah kegiatan saya untuk bisa setiap saat melakukan ibadah di mesjid. Sampai saat ini saya belum mendapat informasi lagi, dimana letak Hotel Sofitel di Mekkah. Hotel Sofitel, where are you ? *** (ira)



No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden