Monday, April 30, 2012

Kampung Sasak di Tahun 1991



Sepulang dari Tanjung Aan menuju Senggigi, saya melihat sebuah kampung yang berisi sekumpulan rumah adat. Saya dan Mas Tok langsung berhenti. Ternyata kampung itu memang berisi rumah-rumah tradisiobnal Lombok.. 



Inilah Kampung Sasak.Kampung Sasak dari kejauhan  ( foto tahun  1991)

Semua bangunan warnanya coklat alami.Terbuat dari bahan kayu, dinding dari daun-daun kering, juga atapnya dari alang-alang.  Dengan jalan antar bangunan dari tanah. Pagar nya pun dari bambu, juga pepohonan yang berada di halaman rumah-rumah itu, membuat Kampung Sasak ini asri banget. Rumah dari tembok ? 
Waktu itu saya sama sekali belum melihatnya. Semua masih dari bahan tradisional.



Ternyata ada beberapa bentuk bangunan di Kampung Sasak ini. 
Ada Bale Kodong,  Bale Tani (yang bentuknya seperti gunung - sebagai lumbung padi ), 
Bale Bontar  bentuk rumahnya segi empat. 

Tempat air diletakkan disamping lrumah.


Saat saya kesana di tahun 1991, desa ini masih sangat sederhana. Penduduk di sana juga masih sederhana. Sudah ada yang berjualan kain tenun. Baru itu. Dipajang-pajang begitu saja. Kalau ada tamu, anak-anak dan ibu-ibu biasanya ngikutin tamunya. Dilihatin terus apa saja yang dikerjakan tamunya. Mereka masih malu-malu tapi selalu ingin tahu apa yang dilakukan tamunya.

Bersama seorang ibu di desa itu

***

Di atas memang sebuah cerita kenang-kenangan saya saat berada di sebuah Kampung Sasak di Desa Sade - Pulau Lombok pada tahun 1991. Intinya masih sederhana sekali.

Ditahun 2000 an, kondisi Kampung Sasak ini sudah berbeda banget. Kampung Sasak ini sudah maju. Kampungnya sudah lebih bersih, lebih bagus. Saya juga sudah melihat ada rumah-rumah tembok, tetapi ciri khas Sasaknya, tetap dipertahankan, Masyarakat di Kampung Sasak di desa ini  sudah lebih komersial juga. Mereka sudah pandai menerima para tamunya. Sudah ramah. Sudah pandai menjelaskan segala sesuatu yang ditanya oleh para tamunya.  Sudah ada bale penerima tamu. Ada buku tamu. Tenun hasil karya para wanita Kampung Sasak juga dipajang,  sekalian dijual. Perhiasan monte seperti gelang, kalung dan anting juga menjadi kerajinan mereka. Mereka sudah pandai juga menawarkan hasil karyanya untuk dijual. 

Kampung Sasak ini telah menjadi kampung wisata. Setidaknya berada di Kampung Sasak, para tamu jadi mengerti bagaimana adat dan budaya orang-orang Sasak. Tanya rumah-rumah mereka. Adat perkawinan. Makanan khas. Baju daerah mereka dan banyak lagi. 
Semua bisa ditanyakan disana saat para tamu di kampung itu, 
pada guide, para pemuda / bapak yang menjadi guide 
di Kampung Sasak.  *** (ira).






































































No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden