Pantai Senggigi |
Pulau Lombok, bagiku
selalu memberikan semangat. Begitu ada kesempatan ke sana ya nggak
pernah nolak !
Aku selalu ingat
perjalananku bersama suami ku di tahun 1991, saat jalan ke Lombok.
Pulau yang tetangganya Pulau Dewata ini, menyimpan sesuatu yang bikin
penasaran orang bila datang ke sana. 2 minggu menginap di Pantai
Senggigi, menautkan hatiku pada pantai yang satu.ini. Makin lama di
sana makin jatuh cinta.
Waktu itu Senggigi masih
sepi. Banyak bule-bule yang berwisata di sana. Tapi wisatawan dalam
negerinya bisa dihitung dengan jari. Termasuk aku dan suamiku Mas
Tok. Jalan desa Senggigi waktu itu, ya masih jalan desa. Jadi jalan
yang cuman cukup untuk satu kendaraan itu masih berada diantara
pohon-pohon nyiur. Begitu melihat ke pantai, duh indah sekali.
Deburan ombak yang mampir di pesisir pantai terlihat begitu indah,
diantara pohon-pohon nyiur.
Pastinya pemandangan ini
sudah tidak ada. Berada di jalan raya pantai Senggigi, berarti berada
di sebuah jalan aspal yang lebar, mulus dan sudah ramai dengan
kendaraan. Ada beberapa lokasi pantai yang masih nampak dari jalan.
Tapi lainnya sudah tidak nampak lagi, lantaran tertutup dengan
pagar-pagar hotel. Untungnya bila kita berada di arena hotel-hotel
itu, para tamu masih bisa merasakan sapaan bunyi berisik daun-daun
nyiur yang tertiup angin. Semua hotel di sana tak menebang
pohon-pohon nyiur itu. Nyiut-nyiur itu masih tetap dibiarkan tumbuh
diantara bangunan-bangunan hotel dan taman hotel hingga mencapai
pesisir pantai.
Salah satu hotel di Pantai Senggigi |
Jalan-jalan di pantai
Senggigi, memang sangat menyenangkan. Jalan persis di pantainya,
jelas mata kita bakal mengikuti bibir pantai yang berkelok-kelok.
Udara segar. Pantainya indah. Suara deburan ombaknya juga menggoda.
Menemui kelompok nelayan-nelayan tentu memberikan nuansa kehidupan
yang berbeda. Bergabung dengan mereka menarik ikan, wach seru banget
! Penjual tenun dan kerajinan lainnya selalu saja ada. Suasana ini
masih saya temui disana.
Jalan-jalan sore di jalan
rayanya. Ini dia yang sudah memberikan nuansa yang lain. Sudah banyak
toko dan cafe di sana. Cafe remang-remang dengan tamu-tamu bule-bule
sudah menjamur di sana. Art market juga sudah ada di pinggir jalan.
Membuat para tamu tak perlu bingung untuk mencaari souvenir di
kawasan itu. Di jalan itu, mau makan ala western ada. Italia juga
tinggal pilih. Makanan china juga banyak. Mencari mkanan khas Lombok,
apalagi. Gampang sekali !
Pagi hari Senggigi amat
sepi. Semua tamu masih tidur lantaran malamnya dugem. Makin siang,
makin sore, makin malam tambah rame. Kehidupan malam di sana memang
sudah ramai layaknya sebuah tempat wisata. Tapi kalau anda mau pesta
yang asyik, bisa juga nyebrang ke Gili Trawangan.
Masih banyak tempat asyik
lainnya di Lombok. Gili-gili yang ada di sana semuanya indah untuk di
tengok. Sekedar jalan-jalan atau mau snorkeling sama asyiknya. Ke
Kuta Lombok atau Tanjung Aan juga nggak bakalan nyesel. Ke Desa Sade,
kita bakalan bisa melihat rumah-rumah khas lombok. Tempat pembuatan
tenun, tembikar, juga para penjual mutiara perlu dikunjungi. Atau
naik ke Gunung Rinjani ?
Wach, wisata ke Lombok
memang banyak pilihan, tak hanya Pantai Senggigi. Siapkan waktu yang
cukup di sana. Jangan cuman sehari. Sekali datang ke sana, ditanggung
bakalan datang ke sana lagi.
Pulau yang satu ini,
selain indah, tapi masih tenang. Tidak ramai. Membuat tamu yang
datang dapat melupakan segala kepenatan dan keruwetannya.
Meninggalkan rutinitasnya. Di sini para tamu bisa mendapatkan suasana
yang beda, suasana yang baru. Suasana yang membuat hati bisa menjadi
tenang. Untuk semua ini, Pantai Senggigi adalah pilihan yang paling
pas bagi saya.
Kembali ke Senggigi di
tahun 2000 an. Meski sudah banyak hotel. Jalanan sudah beraspal.
Sudah banyak turis yang datang. Senggigi masih bisa dinikmati
suasananya. Tetap asyik untuk merenung dan menyepi di sana. *** (
ira).
No comments:
Post a Comment