|
Dinding di gua Kelelawar di Raja Ampat
Ke Raja Ampat, bayangan saya memang hanya pulau-pulau kecil. Pantai yang indah. Hamparan air laut dengan ikan-ikan dan tumbuhan laut yang cantik dan keren abis. Padahal waktu saya berperahu kepulau-pulau kecil di sana ternyata saya juga tertarik dengan gua yang kami lewati.
|
|
Gambar alam di dinding bagian atas. |
Siang itu ada beberapa pulau yang kami lewati dan kami singgahi. Diantaranya Pulau Wauyai, Pulau Kabui, Pulau Gam, Pulau Batu. Seandainya ombak tak besar, tentu sudah ke pulau-pulau lainnya. Pas di Pulau Wauyai, kami mampir di seuah gua. Orang menyebutnya sebagai gua kelelawar.
|
Saya bersama Nadya dengan latar belakang salah satu sisi dinding. |
Perahu bisa masuk ke dalam
gua dan parkir di situ. Kami memang tak masuk hingga ke dalaman. Di
bagian luar saja, saya sudah mengagumi segala sesuatu yang ada di
sana. Ternyata misalnya tembok sebelah kanan dan tembok sebelah kiri,
motif dindingnya tidak sama. Begitu juga motif di atas ( bagian atap
gua).
|
Jalan masuk ke gua
Siapa yang menyangka bahwa di bawah rindang pohon di tebing meruapakan jalan masuk menuju gua. Madih bersih guanya. Jarang orang daang kemari.
Banyak sudut cantik-sudut cantik batu alam di gua itu. Biar lebih jelas, isaya sengaja menabur foto di sini supaya temen2 bisa melihat batu-batu gua dengan sesuatu yang berbeda. Warna warni. Umurnya pun sudah ratusan tahun. Di salah satu dindingnya saya sempat melihat ada tengkorak. Menandakan dulu ada kehidupan di sana.
|
Batu hijau yang menanjak ke atas.
Sayangnya waktunya mepet banget. Padahal ingin sekali bisa naik ke batu yang tinggi ini. Soalnya agak licin batunya jadi tak mungkin cepat-cepat takut kepeleset gorek,
Hanya saja di gua saya tak betah berlama-lama. Soalnya dinginnya itiu. Jadi males kalau harus menahan dingin. Lumayan sudah melihat sesuatu yang berbeda lagi. Dari bebatuab itu terinspirasi untuk melukis sesuatu dalam kata-kata, *** (ira)
|
|
No comments:
Post a Comment