Makanan Turki yang pertama saya kenal Turki Delight dan baklava. Makanan itu saya kenal saat menginap di rumah Athan Indonesia di Turki yang berlokasi di Ankara. Sang nyonya rumah, Tamara Chandra Soekotjo, tetap menyiapkan makanan negeri sendiri, tapi kudapan Turki pun menjadi pilihannya.
Buat saya, makanan apa pun nikmat saja. Seperti waktu di Istambul, pas jalan-jalan malam di sekitar Jembatan Galata, saya menemukan Simit.
|
Simit - Siapa mau nyicip ? |
Simit ini sebenarnya roti yang bentuknya bundar dan di atasnya diberi wijen hitam (black sesame). Rasanya sih tawar tapi renyah. Makanya simit amat digemari. Soalnya saya melihat banyak yang jual. Tak hanya di Jembatan Galata saja, tetapi daerah-daerah turis lainnya juga banyak gerobak-gerobak penjual simit. Simit ini bisa disantap pagi hari, tapi juga bisa disantap sore hari ditemani teh dan kopi.
Buat saya malam itu ya sekedar mencicipi saja. Sebenarnya perut saya juga sudah kenyang. Tapi lantaran urusan icip-icip jadi sedikit maksa. Ujung-ujungnya juga nggak habis.
|
Ini gerobaknya penjual simit. |
|
Mau nyoba simit ?
Aku bersama Maya adikku |
Belum habis simit ini, dihadapanku muncullah buah kecil-kecil, katanya sih namanya kestane. Lagi-lagi dalam rangka icip-icip, maka saya belilah kestane ini. Kestane bakar yang bentuknya rada-rada besar ini harganya 5 TL (Turkish Lire), mau lebih banyak dikit 10 TL dan paling banyak 15 TL. Lantaran saya hanya mencaba dulu, maka saya membeli yang bungkusnya paling kecil. Rasanya ? Enak kayak kacang aja gimana. Gurih . Pas dikunyah kraus-kraus lagi.
|
Ini dia kestane |
|
"Bungkus paling kecil aja mas"
begitu kata saya pada mas penjual kastana |
Pagi harinya, saya juga melihat penjual-penjual makanan di tepi jalan. Mereka rapih lho, gerobaknya warnanya sama, trus pake garis-garis gitu atapnya. Jadi seragam penampilannya. Meskipun digerobak bagian bawahnya bisa digambar sesuai dengan apa yang mereka tawarkan. Contohnya si penjual jagung ini. Digerobak bagian bawahnya diberi gambar jagung. Pas banget seperti apa yang ia tawarkan.
|
Jagung dan kestane
Penjual makanan lainnya yang saya temui pas di Jembatan Galata. Si penjualnya tidak mangkal digerobak, tetapi ia menawarkan dagangannya pada wisatawan yang datang. Pakaiannya rapih. Kue yang ditawarkan bundar coklat kecil. Mirip donat mini gitu. Sayangnya saya lupa namanya. Tapi kuenya uenaak sekali. Maknyus gitu loh ! |
|
Kuenya lezat sekali. Maknyus gitu loh. |
Trus ada nggak sih jajanan bergaya Eropa ? Ya so pasti ada. Saya juga sempat mencobanya. Rasanya juga pilihan. Yang saya jajal di situ, uihhh enak sekali. Harganya juga terjangkau. Ini dia Wafel asyiiiiik yang dicicipi oleh Ebi yang menamani kami selama di Istambul .
|
Mau yang mana ? |
|
Waffle ? Pancake ? Tinggal pilih |
|
Waffle Strawberry. Hmmmm Yummy. |
Inilah sedikit cerita untuk urusan kulineran. Bahwasanya yang khas Turki juga oke dan banyak pilihan. Tapiiii yang bukan khas Turki juga banyak. Semua terserah pada Anda. Mau yang khas Turki soalnya mumpung di Turki. Atau mau yang bergaya western ? Mau fifty-fifty juga nggak ada yang melarang. Terserah mana enaknya buat diri kita saja. *** (ira).
No comments:
Post a Comment