Saturday, July 5, 2014

Cuci Mata di Grand Bazaar


Ketika saya tiba di Bandara Ataturk  - Istambul,  saya sudah dijemput oleh Mas Ebi. Ia akan menemani kami ( saya dan Maya – adikku ) selama beberapa hari di Istambul.  Ini diluar dugaan, ternyata diam-diam sodaraku Mbak Tamara yang tinggalnya di Ankara menyiapkan seorang guide yang membuat perjalanan kami mudah dalam segalanya.

Ini dia Grand Bazaar



Sejumlah daftar tempat wisata disodorkan. Kami sih iya-iya saja. Soalnya yakin, bahwa kami akan diajak ke tempat-tempat okenya Istambul.  Tapi begitu Grand Bazaar di tempatkan di posisi terakhir, kami protes. Ya iyalah, namanya juga emak-emak. Pasar itu, mall  atau apa pun tempat berbelanja, kudu ditempatkan di urutan pertama.

Maka, jadilah tempat kunjungan pertama kami adalah Grand Bazaar. Bukan Istana Topkapi yang demikian tersohor. Ataupun Blue Mosque.  Juga  Hagia Sophia. Pun Selat Bhosporus. 

Salah satu kios souvenir di Grand BAzaar
Begitu tiba di kawasan Grand Bazaar baru percaya betapa pasar yang luasnya 30,6 hektar ini ramai banget.  Ramai lantaran orang lokal dan turis juga. Dikarenakan  saya baru tiba dari Ankara, maka saya bisa membedakan suasana kota Ankara yang sepi turis dan juga Istambul yang rame  turis. Hal ini saya perhatikan semenjak  tiba di Istambul, sejak berada di bandara Atataturk Havalimani.

Pas tiba di Grand Bazaar, saya langsung melihat pintu masuk pasar ini. Di depannya tertulis  Kapaliqarsi Grand Bazaar. Begitu masuk, saya langsung melihat bangunannya yang antik, dengan pilar-pilarnya. Bangunan ini terbuat dari tembok tetapi untuk pewarnaannya menggunakan potongan keramik berwarna warni. Itulah hasil karya leluhur mereka sejak 500 tahun lalu. Hebatkan ?

Phasmina-phasmina dipajang di luar kios. Di sini banyak kios yang menjual phasmina.

Ditepi-tepi lorong,  banyak sekali orang berdagang di kios kios mereka. Mulai dari berbagai karpet, phasmina, souvenir-souvenir , pakaian, sepatu, makanan dan snack dan segala macamnya  ada di sana. Maklum lah pasar besar ini memang bukan hanya di datangi para turis, tetapi sehari-harinya juga tetap diburu pembeli lokal.

Tujuan saya kesana, membeli oleh-oleh. Barang yang kecil-kecil dan makanan khas Turki. Saya langsung berkeliling melihat satu persatu. Membandingkan harga dan kualitas barang. Puas survey ini dan itu, barulah kami belanja.

Macam-macam sulaman di bantal, taplak meja dan mukena
Belanja dilakukan hari ke 3. Nah lo, lantaran pas survey kios ato lokasinya nggak dicatat, ternyata barang-barang yang kami taksir jadi lupa tempatnya. Halah ! Padahal lokasi di sana banyak lorong-lorongnya. Di hari ke 3 di Istambul, kami sudah lelah juga, wong tiap hari ngukur jalan. Pergi pagi, malam baru sampai di hotel. Akhirnya kami tak menemukan beberapa lokasi yang pernah di survey. Tapi paling enggak  harga patokan sudah dipegang. Lumayan, ada pegangan  untuk  tawar menawar.

Kalau saya lihat souvenir di Turki sama aja di lokasi yang saya lihat. Sejak saya di Ankara, trus ke Capadokia, souvenir yang ditawarkan sama saja. Tapi saya melihatnya semua serba unik. Ada lampu meja pojok mungil yang dihiasi tutup kaca berwarna warni dan diiket dengan besi kuning keemasan. Sumpah deh naksir banget. Tapiiiii gimana membawanya. Trus keramik-keramiknya. Keramik khas Turki yang warna warni dengan gambar-gambar bunga tulipnya. Ada jambangan bunga, ada mangkuk, ada piring, gelas dan banyak bentuk lainnya. Warnanya juga keren-keren. Gantungan kunci, tempelan lemari es. Duh, kalau lihat sendiri baru bingung. Pastinya semua bagus ! 

Di kios karpet melihat-lihat karpet yang keren-keren.
Saya juga sempat mampir di kios penjual karpet Turki. Karpetnya bermacam-macam ukuran. Dari yang terkecil sampai yang terluas. Macam-macam warnanya. Belum lagi motifnya. Pastinya semua nggak ada yang murah. Tapi itulah mereka, tetap ramah meski tamunya hanya sekedar tanya-tanya.

Begitu banyak ragam  barang yang bisa dijadikan oleh-oleh, sesuai dengan kemampuan pembeli. Intinya di sana kita harus menahan diri juga. Jangan segala macam disebut lucu dan dibeli. Bagaimana pun harus dipikirkan jangan sampai barang yang dibawa kelebihan terlalu banyak. Kelebihan banyak  bagasi, silahkan tanggung sendiri. Jalan ke Grand Bazaar sekedar cuci mata kan nggak apa apa juga ! (ira).



No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden