Sunday, August 31, 2014

Di Tanah Lot dan Batu Bolong : Tak Hanya Nonton Sunset

Pura Tanah Lot
Pertama kali menginjak Pulau Bali, di tahun 1979.  
Sejak 35 tahun yang lalu itu, hingga sekarang tahun 2014,
Tanah Lot nggak berubah.
Masih tetap menarik !


Pura yang satu ini masih selalu ramai di kunjungi orang.  Ya wisatawan negeri sendiri  maupun turis mancanegara. Jadi Tanah Lot ini termasuk tempat wisata yang abadi. Favoritenya banyak turis. Buktinya, saya dan mungkin banyak orang, masih juga senang ke Tanah Lot. Masih mencantumkan Pura Tanah Lot dalam daftar trip kami. Padahal banyak pura lainnya. Bahkan sekarang sudah banyak terekspolore obyek obyek yang baru di tempat lain. Tapi Tanah Lot, masih tetap dihati.


Suasana Penantian Sunset

Daya tarik Tanah Lot memang pemandangannya. Di sana orang bisa melihat sebuah pura yang terletak di atas bongkahan batu yang dikelilingi oleh air laut. Pemandangan saat air pasang dan surut terhadap pura Tanah Lot bisa berbeda meski sama-sama menarik.

 Ketika sedang pasang, maka pura Tanah Lot yang letaknya di puncak batu itu bisa serasa sebuah perahu yang terombang ambing di sebuah lautan. Tapi begitu air surut, maka pura Tanah Lot itu serasa berdiri megah di atas sebuah batu dikelilingi dataran pasir yang sekali-kali basah lantaran gulungan ombak.  Saat seperti ini, biasanya wisatawan bisa turun, bermain di laut dan naik ke pura Tanah Lot melalui tebing batu itu.  Tapi utamanya buat mereka yang mau sembahyang ya inilah saatnya untuk menuju pura tersebut.

Di bawah pura Tanah Lot ini terdapat gua.  Ada Gua Air Suci dan Gua Ular Suci. Untuk masuk ke lokasi ini mudah saja. Cari mas penjaga gua. Cirinya mereka memakai  baju adat Bali. Atau tanpa kita cari pun mereka suka menawarkan tamu-tamu untuk melihat gua yang berisi air suci dan gua tempat tinggalnya ular-ular milik dewa-dewa yang ada di situ. Bersama dengan mas penjaga gua-gua ini, para tamu akan banyak mendapatkan cerita tentang ke 2 gua ini. Menarik, kalau kita punya waktu untuk mendengarkan riwayatnya.

Batu Bolong - Puranya ada di atas

Penonton di sekitar Pura BAtu Bolong
Berada di kawasan itu, di sebelah barat Pura Tanah Lot, ada Pura Batu Bolong. Kalau pura Tanah Lot letaknya bagai di sebuah pulau, maka Pura Batu Bolong terletak di atas sebuah tebing yang menjorok ke laut. Lantaran tebing itu ada lubang di bawahnya, maka lokasi itu di sebut batu bolong. Jadi pura yang terletak di atasnya itu juga di sebut Pura Batu Bolong.  Pemandangan di sisi batu bolong ini bagus dan membuat banyak orang turun ke bawah karena tidak tahan untuk bermain dengan ombak yang menderu ke pantai.  Menggoda banget.

Pura-pura tersebut hingga sekarang masih digunakan sebagaimana mestinya. Sesuai dengan letaknya yang berada di kawasan laut, maka pura tersebut merupakan pura laut. Pura  Tanah Lot  digunakan sebagai tempat pemujaan para dewa-dewa penjaga laut. Menurut legenda yang beredar, Pura Tanah Lot  dibangun pada abad 16. Konon, Danghyang Nirartha, adalah seorang Brahma dari Jawa. Dengan segala kekuatan dan kesaktiannya, ia lah yang  memindahkan bongkahan batu ke tengah pantai di lokasi yang sekarang. Setelah itu ia membangun pura Tanah Lot itu.


Sunset di atas Batu Bolong
Berada di kawasan ini, berarti orang bisa melihat Pura Tanah Lot dan Pura Batu Bolong serta beberapa pura lain yang ada di kawasan ini. Kawasan ini makin sore makin ramai. Tujuan utama wisatawan, selain menikmati pemandangan yang khas, orang juga senang melihat sunset di sini. Lokasi ini menjadi lokasi penantian banyak tamu untuk melihat terbenamnya matahari seperti di Kuta juga. Bedanya kalau di Kuta orang bisa kepanasan lantaran menanti di tepi pantai, sementara di Tanah Lot orang tak perlu kepanasan lantaran di sini banyak sekali pepohonan. Belum lagi tiupan angin laut yang membuat orang makin betah di sana.

Sebegitu ramainya orang di kawasan Pura Tanah Lot dan Pura Batu Bolong menjelang sore. Bahkan makin sore makin ramai. Khususnya menjelang jam 6 sore, dimana saat-saat menjelang matahari terbenam. Menjelang waktu sunset biasanya langit tak menentu. Warna kuning, orange, biru langit biasanya menyatu. Akibat pantulan matahari, biasanya menimbulkan warna dan guratan alam yang tidak terduga. Lalu menampilkan sesuatu yang membuat kita semua terpukau. Dahsyat. Aneh. Bahkan tak pernah sama. Itulah karya Yang Maha Kuasa.


Suasana Sunset di  Pura BAtu Bolong
Matahari Terbenam di sekitar BAtu Bolong

Begitu matahari terbenam, semua tamu langsung pulang. Kawasan itu begitu drastis, langsung sepi. Sambil pulang mereka mampir di lapak-lapak cinderamata atau ngopi dan kulineran di sana. Santai. “Soalnya kan tadi ngejar sunset. Biar gak kehilangan momentnya”, ungkap Nina dan teman-temannya, pelancong dari Madiun. Makanya begitu matahari terbenam, gantian lapak-lapak penjual souvenir, ramai dikunjungi pelancong.

Tapi, apa iya orang ke sana hanya untuk nonton matahari terbenam ? "Reuni kak dengan teman-teman SMA dari Boyolali", begitu ungkap Menik, seorang karyawati swsta dari Jakarta. Ini memang salah satunya. Tapi kalau saya lihat -lihat lagi, ya memang ada yang datang untuk beribadah, pemotretan, kencan, sekedar cari angin, melukis, penelitian, kulineran dan masih banyak lainnya. Yang penting setiap orang dapat memanfaatkan waktunya dan menikmatinya sesuai dengan selera hatinya.

Satu per satu kendaraan di tempat parkir pun melaju meninggalkan tempat parkir. Sebelum naik mobil saya masih sempat ketemu dengan Bu Yudi (78 tahun) dan Bu Tuti (80 tahun) penjual kelepon hijau yang mangkal dekat parkiran. Kelepon hijau yang dijual oleh 2 ibu asal Desa Beraban ini yang sudah puluhan tahun membuka lapak di situ.
“ Keleponnya. Sepuluh ribu 3 bungkus ”, begitu ungkap Bu Yudi dengan logat khas Balinya menawarkan pada saya. Yaaaaa, dia lupa kalau saya dan teman-teman sudah membelinya tadi, sewaktu baru datang.


Penjual klepon hijau 
Alhamdulillah, sempat beli beberapa bungkus kelepon.
Ternyata kelepon hijau itu, berguna untuk mengganjal perut saat menunggu sunset.
Begitu berasa lapar, langsung sebuah kelepon masuk mulut.
Dasar laper, apa aja yang di makan enaak banget ! *** ira.

Tips :
1.        Pura Tanah Lot terletak di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan;
2.        Waktu tempuh + 45 menit dari Denpasar;
3.        Bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi dan kendaraan umum;
4.        Sebaiknya datang agak siang;
5.        Jangan terpaku di satu sudut, soalnya tiap sudut memiliki keindahan yang berbeda.

6.       Harga tiket Rp 10.000,- dewasa dan Rp 7.500,- anak-anak.

No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden