Pantai Kelingking di Nusa Penida - Bali |
Wouw!
Hanya kata-kata itu yang sempat keluar dari
kerongkongan. Ketika saya melihat sebuah pemandangan keren di Pantai
Kelingking. Yaaaa inilah pantainya yang terletak di Pulau Nusa Penida – Propinsi Bali.
Saya terdiam ........
Kagum .............
Menikmati pemandangan cantik yang tergelar di depan mata.
Kalau sudah begini, saya tak henti-hentinya mengucap syukur
kepada Yang Maha Kuasa. Lantaran masih diberi kesempatan untuk menikmati alam
yang indah Maha Karya Nya.
Bagaimana tidak ? Sebelum ke tempat ini, saya diajak untuk
melihat Broken Beach dan Angel’s Billabong Beach. Di sana, saya terkagum-kagum
dengan Angel’s Billabong itu. 2 pantai
yang terletak di sebelah Barat
Pulau Nusa Penida ini. Setelah selesai, kami
naik mobil lagi menuju pulang.
Sudut lain di pantai Kelingking. |
“ Ini buka bekel makan siangnya dimana ?”, tanya saya pada Stiva
“Sebentar lagi tante. Cari tempat yang enak buat makan”, jawabnya
singkat.
Tak lama kendaraan berhenti. Kami turun lagi. Jalan kaki
lagi.
“ Ini mau kemana sih Abi ?”, tanya ku penasaran lagi.
“ Cari tempat makan yang enak “, ujarnya singkat sambil
senyum-senyum. Ih, bikin curiga deh dengan senyumnya 2 prang anak muda ini.
Lantaran sudah kepanasan dan lapar, maka saya dan juga mas
Tanto mengikutinya saja. Sambil melihat
hamparan laut yang luas di sisi kiri kami. Duh untung jalannya biar nanjak tapi
bukan dari batu-batu karang tajam model di pantai yang sebelumnya.
Saat itu ditempat perhentian kendaraan pun sepi, tak ada
tamu. Tak ada wisatawan. Tak ada mobil lain. Yang saya lihat hanya ada beberapa
anak desa yang bermain di bawah pohon. Manjat-manjat. Gelak tawanya memancarkan
kegembiraan.
Begitu sampai dilokasi, saya diminta naik ke atas sebuah
gundukan tanah. Saya nurut. Pasrah. Tanpa curiga apa-apa. Wong sudah laper.
Haus. Panas lageee. Begitu tiba di sebuah ketinggian, melihat ke bawah, waaaaahhhh.
Gitu deh saya dibuat terbengong-bengong melihat pemandangan cantik di bawah
itu. Sebuah gundukan tebing tonggi di bawah sono yang menjorok ke laut.
Sementara pasirnya putih.
Luar biasa !
Keren abizzz !
Foto bareng ber 4. |
Kami tidak bisa turun ke bawah. Kami hanya tetap berada di
atas bukit melihat pemandangan saja. Menikmati keindahan alam yang tiada tara
indahnya. Birunya laut. Warna hijau di sana sini. Pasir yang putih dan langit
yang biru. Kami benar-benar dimanjakan oleh alam yang ada.
Sambil menikmati suasana yang ada, saya lalu berandai-andai.
Wah seandainya saya bisa kecipak kecipuk di air laut di bawah itu. Atau
gogoleran di atas pasir putihnya. Nikmaaaat banget. Atau di bawah sana sambil
baca buku ditemani dengan deburan suara ombak. Ah, lamunanku. Bagai orang kaya
saja yang sedang menikmati pulau pribadinya.
Pura di lokasi Pantai Kelingking |
Di sebelah kiri kami ada sebuah pura yang letaknya sama-sama
diketinggian tebing yang berada di Desa Karang Dawa, Klungkung, Bali. Rasanya
ingin sekali memasuki pekarangan pura itu, untuk pengambilan gambar agar
memiliki sudut yang berbeda. Syukurlah, saya masih sempat melihat papan
peringatan masuk ke dalam pura. Isinya : salah satunya adalah bagi yang masuk
ke kawasan pura diminta untuk menggunakan pakaian adat. Waduh gak jadi deh. Meski tak ada siapa pun selain kami ber 4,
tapi saya amat menghormati peringatan tersebut.
Puas menikmati
semuanya, kami pun kembali ke mobil. Di perjalanan itu, kami berjumpa lagi
dengan beberapa anak yang tadi sedang main di pohon mereka mau ketebing.
Ternyata beberapa anak membawa jebakan burung. Cara mereka menjebak unik juga.
Dalam kayu berbentuk segitiga itu sudah terikat seekor burung dan disitu sudah
tersedia juga tempat kecil berisi nasi. Disitu salah satu sisi kayunya ada yang
di beri lem. Jadi begitu ada burung yang ingin memakan nasi di dalam tempat
kecil itu, ia akan nangring di kayu yang sudah ada lemnya. Haaaa terperangkaplah
burung kecil itu dan tak bisa terbang.
Ketemu seorang anak yang membawa jebakan burung . |
Sampai di mobil,
bekal kami keluarkan. Bener-benar makan
siang yang enak sekali. Nasi putih
dengan sayuran, 2 potong tahu bacem, ayam goreng dan sambel. Pancen maknyus.
Saking lapernya nasi makan siang itu bisa saya habiskan.
Makan siang bawa sendiri. Blum ada warung atau pedagang asongan |
Makan berempat. Selain saya, ada mas Tanto,Stiva dan
Abi. Sebenarnya siang itu kami berencana
jalan dengan teman baik saya Thea Sutamanggala, pemilik Octopus Dive Nusa
Penida. Tapi karena ia mendadak ada
acara di Bandung, maka anggotanya lah yang menemani kami. Stiva dan Abi. Siang
itu semua lahap. Ya panas. Lapar. Haus. Di sana memang tidak ada warung,
makanya kami membuka perbekalan.
Di sana juga belum ada toilet. Jadi yang ingin membuang
hajat ya siap-siap saja. Kalau cowok gak jadi masalah. Tapi yang cewek, nah lo
bisa sibuk sendiri cari tempat-tempat yang ngumpet.
Salah satu pemandangan di sekitar Pantai Nakoba. |
Selesai semuanya, kami mulai melakukan perjalanan untuk
menuju ke Pantai Toyapakeh karena dari sana kami akan naik perahu untuk
snorkling di Gamat Bay. Kami pulang dengan melalui perjalanan yang tadi.
Jalanan rusak selama 1 jam gitu. Untungnya pemandangan masih cantik perbukitan
atau hamparan laut meski agak jauh. Melewati beberapa perkampungan yang dipenuhi dengan pura-pura
dan tempat sembahyang di rumah penduduk.
Jadi banyak yang dilihat. Apalagi penduduk setempatnya juga ramah-ramah. Pulang dari perjalanan ke 3 pantai ini badan sakit semua.
Wouw cantik nian |
Suatu saat saya ingin main ke 3 pantai yang saya lihat sore
itu, di bulan Mei 2016. Tentu dengan
kondisi pantai yang masih tetap asri seperti saat ini. Tetap bersih. Bahkan
papan petunjuk arah jalan yang sudah terpasang sekarang tetap dijaga. Pastinya
saya ingin jalan menuju ketempat ini sudah di aspal. Sudah bagus. Jadi akses
ketempat ini semakin mudah. Tempat ini juga semakin ramai. Semoga! ** Ira.
No comments:
Post a Comment