Friday, November 30, 2018

Petualangan dengan VW Safari di Borobudur



Ikut yuuuuk ....
Saya baru saja pulang dari Magelang menghadiri undangan hajatan pernikahan putri teman saya, dr. Umi.  Tapi seperti biasa, acara ke Magelang itu kalau tak  jumpa teman-teman jaman saya di SMAN 1 Magelang,  gak seru ...!


Surprise! Ternyata teman seangkatan saya yang angkatan’79 semasa di SMA itu mengadakan  acara. Acaranya  jalan-jalan naik mobil VW Safari di Borobudur. Wouw ... kereeen. Kayak anak muda. Iya lah, secara saya dan teman-teman itu sudah hampir kepala 6 semua umurnya.


Aseeek ....

Saya antusias dong. Soalnya keliling naik jeep di Kawasan Gunung Merapi sudah pernah. Keliling naik andong ke desa-desa yang ada di Borobudur  juga pernah.  Pit-pitan alias gowes juga pernah. Nah, kalau keliling naik VW safari ini belum pernah. Jadi  memang penasaran banget.

Siang itu, jam 3 siang, saya dan teman-teman sudah siap di lobby Hotel Sankara yang terletak di kawasan Dusun XVI, Borobudur, Magelang.  Ternyata VW yang akan membawa kami sudah siap di halaman parkir. Sejumlah VW ini  menjemput  tamunya, jadi  kami sudah langsung naik VW untuk pelesir.


Heboh Para Emak di jalan
Sore itu ada 10 VW yang mengantarkan rombongan kami. Satu kendaraan diisi 4 orang. Satu orang duduk di sebelah pengemudi VW dan yang 3 orang duduk di belakang. Duduk di depan temanku, Dandang. Dan di sebelahku ada Eny dan Henny.  

Sepuluh kendaraan VW yang berwarna warni ini merupakan VW lama keluaran tahun 75 – 78. Dulunya merupakan kendaraan dinas camat di seantero negeri ini. Mas pengemudi VW ini mereka keren lho. Ber T Shirt hitam dan semua menggunakan tutup kepala gaya jogja alias blankon. Mereka tak hanya menyetir mobil, tapi mereka  juga bisa bercerita tentang daerah yang kita lewati. Bahkan ia juga pinter melucu.

Jalan jelek serasa berpetualangan

Begitu semua masuk di kendaraan, kebayang kan hebohnya. Semua beraksi dengan camera yang ada di HP nya. Saling memotret dan banyak juga yang selfie. Hari gini semua orang bisa jadi fotografer yang baik bagi dirinya sendiri. Yang membawa kamera besar gitu, model DSLR, bisa dihitung. Mungkin hanya 2 orang. Mereka yang membawa kamera sungguhan biasanya ya mereka yang hobby motret. Kalau enggak, ngapain bawa camera  berat-berat.

Begitu kendaraan bergerak, mulai deh segala sesuatunya terlihat. Awalnya memang melalui kawasan yang ramai. Lama-lama mulai melewati kawasan yang tak ramai. Dan inilah yang dinanti. Saat melewat jalan yang kiri kanannya pepohonan, sawah, perbukitan dan juga perkampungan penduduk. Tentu saja rombongan ini menjadi pusat perhatian.


Berhenti sejenak di tengah sawah. Menikmati pemandangan di desa

Tak semua jalan bagus. Sehingga ada kalanya jalannya bergerunjal dan tengah dalam perbaikan. Nah kalau yang ini jadi membuat jalanan berdebu. Kadang juga jalannya bergantian. Perlahan. Bahkan kalau sudah di jalan model seperti ini, saya boleh dibilang beruntung. Saya mudah mengambil gambar ke depan, ke belakang, ke kiri dan kanan. Apa pun yang saya mau.

Ada beberapa desa yang dilewati. Desa Borobudur, Desa Bumi Segoro, Desa Karang Rejo dan Desa Ngadirejo. Di desa yang terakhir ini kendaraan berhenti dan parkir di halaman Balai Ekonomi Desa   ( BALKONDES), ya  BALKONDES Desa Ngadirejo. Di Balkondes tersebut,  semua penumpang turun.

Mampir di BALKONDES Ngadirejo

Di lokasi ini, nantinya para tamu bisa santai beristirahat sambil membelanjakan uangnya.  Di sini pelancong bisa berfoto sepuas hati. Lokasi amat instagramable, setiap sudutnya serasa siap dibidik dan siap juga buat di up load di instagram. Ada tempat untuk duduk-duduk, nonton pertunjukan, ada tempat-tempat souvenir dan oleh-oleh, ada pendopo untuk penginapan dan tentunya ada juga tempat-tempat untuk kulineran.  Sore itu saya dan teman-teman sempat ngopi-ngopi dan menikmati tahu goreng di salah satu kedai kulinerannya. Hm ...maknyus.


Gak kalah gaya sama anak muda

Melihat pertumbuhan bisnis ekonomi kreatif yang berkembang di kawasan borobudur, saya sempat mempertanyakan layanan wisata dengan VW Safari ini kepada Adjie yang Ketua Komunitas VW Safari ini. “Saat ini VW Safari masih mengutamakan layanan wisata di Borobudur  atau Magelang  seperti Ketep Pass, Top Selfi, Selogriyo dll.”, demikian ungkap pria pemilik Pawon Luwak Coffee tersebut. 

Ngopi-ngopi? Kulineran? Monggo ...

Tak terasa, gelap mulai turun. Kami sudah bersiap-siap untuk pulang. Perjalanan pulang tentu berbeda. Peserta sudah tidak ada yang duduk di atas. Semua anteng duduk di kursinya masing-masing. Hari gelap. Tak ada lampu jalanan. Yang ada hanya lampu sorot mobil. 

 Begitu duduk baru berasa lelah terhadap kehebohan yang dilakukan sewaktu berangkat. Tapi semua itu terbayar dengan senda gurau yang  ada antar kami ber 4 seisi mobil khususnya keseruan dan kesan-kesan selama mengikuti acara VW Safari ini.  Bahkan tak terasa kendaraan sudah sampai di hotel.

Dengan teman-teman semobil. Eny, Henny dan Dandang

Waaah kami juga harus bergegas. Persiapan  untuk  mandi dan ganti pakaian, karena sudah dihadang untuk acara berikutnya. Makan malam di Omah Mbudur. 

Perjalanan yang berkesan. Petualangan yang  sekejap dan tak terlupakan. Trima kasih semua teman-temanku yang sudah mengusahakan acara ini. Pokoknya keren. Kereeen dan kereeen. Top Makotop. Semoga kita masih punya kesempatan yang menyenangkan seperti ini lagi. *** (ira).


Naksir untuk Berpetualang di Borobudur dengan VW Safari?
Telpon aja guys  ke  Mas AdjiePawonLuwakCoffee.
HP : +62 818 275 797

No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden