Thursday, February 28, 2019

Mampir ke Kasbah Ait Bin Haddou




Kerennya alam antara Marakesh ke Ait Bin Haddou
Pagi ini ceritanya saya dan teman-teman akan meninggalkan Marakesh dan akan menuju ke Hotel Bab Rimal di M Hamid yang terletak di tepian Gurun Sahara. Perjalanan akan ditempuh selama 7 jam dengan melintas Pegunungan Atlas.




Yang menarik dalam perjalanan itu ternyata alamnya yang kami lewati. Perjalana itu sempat melewati bukit-bukit dengan bebatuan yang gersang ada sedikit hijau-hijaunya tapi  diujungnya ada salju-saljunya.  Kami sempat berhenti di sini untuk memotret pemandangan di situ. Kebetulan sekali ada sekelompok anak-anak kambing di area tersebut.  Jadilah anak-anak kambing itu menjadi obyek foto yang lucu dengan latar belakang pegunungan yang bersalju di pucuknya.

Perjalananan berlanjut. Jalanan naik turun dan berkelok-kelok dengan pemandangan bukit-bukit berwarna coklat. Ada pohon-pohonnya dan juga terlihat gerumbulan  kaktus-kaktus  di sana sini. Meski jaraknya berjauhan tetapi sekali-kali melewati juga  perkampungan dengan rumah-rumah kotak-kotak dari tanah yang berwarna coklat.


Ngopi-ngopi di Tizi Ait Barka

Ternyata dalam perjalanan itu kami tak hanya berhenti sekali saja. Kira-kira 1,5 jam perjalanan, kami berhenti  di sebuah resto yang merupakan tempat peristirahatan, yaitu Tizi Ait Barka. Di situ para pelancong bisa menghirup udara segar sambil beristirahat untuk ngopi-ngopi.  Beli-beli souvenir. Ke toilet. Juga berfoto-foto. Saya juga sempat memotret perbukitannya yang tanah  berwarna kecoklatan dengan sedikit tumbuhan hijau dengan rumah-rumah khas setempat.  Rumah-rumah di perkampungan itu di sebut kasbah.

Jalanan semakin menanjak dan berkelok-kelok. Tak tahu sudah berapa lama. Kadang di sela-sela bukit nampak bukit-bukit yang masih bersalju yang semakin menipis. Tentu bentuknya tidak sama dengan salju-salju yang sebelumnya saya lihat. Sebenarnya saya justru senang melihat-lihat sisa salju. Karena antara salju dan batu-batu kapur itu membentuk sebuah pemandangan yang berbeda. Warna coklat bukit-bukit itu diselimuti warna putih-putih yang tak beraturan.


Jualan souvenir di tengah alam terbuka
Lama-lama saya merasa mual. Pas lagi puncak-puncaknya mual, mobil berhenti di sebuah tempat pemberhentian agak atas letaknya. Di san ada seorang bapak yang menjual bermacam-macam souvenir khas  Marocco.  Betapa hebat fisik bapak tua tersebut.  Ditengah alam yang begitu dingin, tanpa ada peneduh ia nampak semangat menawar-nawarkan dagangannya. Ada bermacam-macam keramik  yang berwarna-warni dan juga beraneka bentuk.  Patung-patung dan barang-barang dari bebatuan.  Saya membeli mangkuk tempat tajine, salah satu makanan terkenal  di Marocco.

Mungkin lantaran hawanya yang dingin, membuat kendaraan berhenti lagi. Mereka yang ingin pipis segera ngacir ke toilet. Tak ada yang  jajan makanan atau pun membeli souvenir lagi meski di situ banyak pilihan. Saya hanya jalan-jalan di tempat parkiran sambil memotret-motret soalnya tempatnya unik. Rumah dengan pepohonan yang sudah gugur daun-daunnya dan  bertaburan salju.

Tengah hari kami sampai di  Ait Bin Hadou.  Kami masuk di salah satu rumah makan. Kami duduk dan ternyata  hampir semua tempat terisi penuh.  Itu menandakan, rumah makan ini pasti enak.
Kami menikmati makan siang yang disuguhkan. Ternyata makanannya itu lagi itu lagi. Tagine dan teman-temannya. Menurut saya makanan di sini kurang variasi. Enaknya sih enak. Tapi kalau itu-itu terus ya bosan juga. Padahal kami baru 4 hari di Marocco. Langsung deh pikiran jadi ingat makanan di tanah air.  Hm ... lalapan, sambel dan ikan asin. Ah ...nikmatnya.


Tajine, salah satu menu makan siang

“Nanti kita bakalan ke sana. Itu Kasbah Ait Bin Haddou,” ungkap Mas Sandy  leader rombongan kami.
“Oh ....,” itu saja jawaban saya dan juga teman-teman.

             Mungkin sudah laper semua. Jadi gak konsen menjawab dan belum berselera untuk menanyakan lebih lanjut.
         
 Selesai makan kami menuju bukit yang diujungnya ada sebuah kasbah.  Sebuah sungai mengalir di depannya. Kami justru mengambil gambar dari sungai itu. Refleksi yang ditimbulkan dari air sungai itu menjadikan kasbah di ujung bukit itu cantik sekali.

Kasbah Ait Bin Haddou

Banyak anak-anak kecil di sana. Mereka lucu-lucu dengan muka khas orang-orang sana. Tentu para turis senang dengan mereka. Tapi jangan salah, begitu mau dipotret, mereka langsung buang muka atau menutupi mukanya. Mereka tak mau dipotret. Kecil-kecil juga bisa marah lho mereka.

Banyak turis yang datang ke tempat ini.  Sebenarnya mereka datang untuk melihat kasbah-kasbah yang terletak di perkampungan dan desa-desa. Melihat rumah khas dari suku Berber yang dulu menempati rumah ini. Rumah ini sekarang tak lagi di tempati karena orang lebih suka menempati rumah-rumah yang modern yang lebih praktis untuk kehidupan sehari-hari. Seperti untuk pemasangan listrik dan air. Juga ventilasi udara dan beberapa lainnya.


Kasbah Ait Bin Haddou

Para turis yang ingin merasakan bagaimana tinggal diperkampungan ini juga bisa. Banyak yang ingin tinggal di sana. Mudah kok. Soalnya banyak agen wisata yang menawarkannya.  Turis bisa merasakan sensasi berada di perkampungan kuno itu.

Ternyata kasbah  ini memang salah satu rumah-rumah dulu yang sudah tidak dipakai lagi dan sudah ada sejak abad 17. Keunikan dari kasbah yang satu ini ternyata juga menjadi kasbah yang menarik perhatian UNESCO. Sehingga menjadi bangunan yang dilindungi UNESCO. 
           
Semakin banyak didatangi turis, lantaran Kasbah Ait Bin Haddou ini pernah menjadi tempat shooting beberapa film diantaranya film Sodom and Gomorrah (1963), Marco Polo ( 1982), Gladiator (2000) dan King of Persia (2010).

Penjual souvenir

Puas berada di sana, kami pulang dan melewati sederetan rumah penduduk yang menjual souvenir Marocco.  Banyak sekali variasi barang yang dijual. Berada di sana menyenangkan sekali. Sayang waktunya tak banyak. Jadi serba terburu-buru. Tapi biar terburu-burum saya gak lupa untuk menawar barang seandainya saya membeli barang. Itu harus dooong! Asyik kok tawar menawar dengan mereka. *** (Ira)


No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden