Thursday, August 11, 2011
Pasar Tradisional Khas Tanjung Uma
Meski saat ini makin marak pasar modern, tapi pasar tradisional tetap saja menarik. Salah satunya adalah Pasar Tradisional di Tanjung Uma - Batam.
Sore itu saya diajak jalan ke Tanjung Uma. Sebuah perkampungan nelayan tertua di Batam. Kampung itu di huni oleh para nelayan pendatang. Kebanyakan dari mereka berasal dari Bugis, Jawa, Padang dan Batak serta Melayu. Uniknya, pasar tradisional yang ada disana mempunyai sebuah tradisi. Tradisi dari jaman nenek moyang mereka yang masih dipertahankan. . Tradisi leluhur mereka itu adalah menjual penganan untuk berbuka puasa saat Bulan Ramadhan.
Pasar di bulan ramadhan ini dibuka sejak jam 2 siang hingga jam berbuka puasa. Jalan menuju perkampungan ini merupakan jalan desa yang kecil. Meski jalannya kecil dan meliuk-liuk nanjak, pun pas-pasan untuk 2 kendaraan bila bertemu, nyatanya kawasan itu diuber oleh-orang-orang yang berkendaraan roda empat. Jalan ke sana naik mobil, tentu harus lebih bersabaaaaar. Susah juga cari parkir.
Tentu saja saya penasaran, seperti apa sih cara masyarakat sana menyiapkan penganan untuk berbuka puasa. Makanan sebangsa kolak ada, macam es campur dan es teler pastinya banyak. Jajanan pasar.bermacam-macam. Es buah segar dengan warna warni menarik pun berjejer. Buah-buahan tersedia disana sini.
Ternyata makanan khas yang dijual dari kampung nelayan itu adalah sea food bakar. Dari depan pasar hingga belakang, berjentrek-jentrek pedagang ikan bakar. Segala macam ikan, mulai dari cumi-cumi hingga ikan-ikan yang besar-besar. Ada yang sedang di bakar di alat panggang, ada yang digantung-gantung, di gelar dengan meja didaun pisang pun ada. . Bahkan pengunjung juga bisa memilih ikan segar dari cooler milik penjual.
Buat saya yang menarik pas melihat gonggong. Gongong adalah sejenis kerang. Masaknya bisa direbus saja, bisa juga dimasak dengan saos tirem atau saos padang. Satu kotak pelastik harganya Rp 10.000,- Diresto mana boleh ? Pastinya saya langsung membeli. 2 kotak.
Ini dia si Gonggong
Cara memakan gonggong ini memang rada ribet. Seseorang tinggal memasukkan garpu plastik kecil pada sisi terbuka gongong. Di colek-colek dari sisi yang terbuka itu akan keluar daging mungil..Bayangakan saat menyantap gonggpng ini. Bentuk kulit kerangnya besar. Bagian si dagingnya keluar kerang, bentuknya kesil, segedi upil. Padahal makannya ribet dan heboh gitu. Ha ha haaaaaa. Nggak sebanding dengan besarnya si kerang itu
Ini baru cerita gongongnya. Cerita makanan laut bakar lainnya, juga sama enakmya. Sudah bentuknya besar-besar. Rasa uenak. Murah lagi. Pantesan, wong sak Batam tumplek blek di pasar itu saat di Bulan Ramadhan. Ngabuburit, ceuk urang Sunda mah ! “”” ( ira).
Notice :
Menghabiskan waktu menunggu tiba waktu berbuka puasa.
Ceuk urang Sunda mah : kata orang Sunda..
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Terbayang-bayang Pulau Maratua
Terbayang - bayang Pulau Maratua
Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya pulau Maratua,...
Main Ke Stone Garden
-
Gajah dibelakangku besar sekaleeeeee. Salah satu kota di Thailand yang saya suka adalah Chiangmai. Kota kedua setelah Bangkok ini situ...
-
Foto bareng Inunk Bener juga ! Ternyata banyak banget Kedai Kopi di Banda Aceh. Dalam perjalanan dari Bandar Udara Sultan Iskandar Muda...
-
Salah satu sudut kota Torino di lihat dari Pallazo Madama Torino adalah sebuah kota perindustrian yang terletak di Negara Italy. Kot...
No comments:
Post a Comment