Thursday, September 26, 2019

Dermaga Manggrove di Pantai Bama



Taman Nasional Baluran (TNB)

Setiap kali melihat gambar di atas, saya langsung tau kalau gambar tersebut Taman Nasional Baluran (TNB). Gambar-gambar TNB itu saya kenal lewat majalah, televisi atau pun media sosial. Sambil dalam hati bertanya, kapan gitu saya bisa mengunjungi taman yang terkenal dengan sebutan Afrika van Java itu.  Taman seluas 25.000 hektar ini berada di 3 wilayah, yaitu Wongsorejo, Banyuwangi dan Banyuputih, di Situbondo – Jawa Timur.




Ternyata kesempatan itu datang. Ketika berwisata ke Banyuwangi, saya pastinya menyempatkan untuk ke TNB atau lebih terkenal dengan sebutan Baluran. Seneng banget begitu bus wisata yang saya tumpangi memasuki gapura yang bertuliskan Taman Nasional Banyuwangi. Setelah berhenti sebentar di tempat untuk pembelian karcis, kendaraan mulai melaju.


Pengunjung bergaya dengan pohon bekol dan hiasan tulang kepala binatang

Memasuki kawasan ini begitu mudah. Tak ada tanjakan atau turunan. Tak ada juga kelokan-kelokan. Jalanan datar dan lurus. Tau-tau kami sudah melewati jalan lurus yang dikiri kanannya pepohonan layaknya menembus hutan. Begitu asyik memperhatikan pohon-pohon rindang berikutnya bus sudah berada di antara savana yang begitu luas. Di kiri dan kanan jalan. Sesekali ada pohon yang tumbuh sendirian. Itu yang namanya pohon bekol. Makanya savana yang luasnya 10.000 hektar ini lebih sering di sebut Savana Bekol.

Kendaraan berhenti di savana yang di salah satu sisinya terdapat gantungan tulang kepala binatang-binatang yang sudah mati di taman ini.  Dari sini nampak Gunung Baluran berdiri gagah. Gunung dengan ketinggian 1.247 meter di atas permukaan laut ini memang berada di kawasan ini. Itu sebabnya nama taman ini diambil dari nama gunung tersebut.


Banyak monyet yang sering menjarah barang pengunjung

Berada di kawasan ini menyenangkan. Soalnya begitu banyak tempat cantik yang bisa diambil. Mau foto dengan kumpulan tengkorak-tengkorak binatang bisa. Bahkan nampak unik sekali. Mau di savana yang luas dengan ujungnya Gunung Baluran juga bisa. Mau di savananya saja yang kelihatan luas juga keren. Atau di bawah pohon bekol dengan monyet-monyetnya keliatan dikit juga bisa.

Apalagi kalau pas di musim kemarau, savananya berwarna kuning. Gegara savana yang terhampar kuning kering ini, muncul sebutan lain buat taman yang satu ini. Pasti sudah sering dengar sebutan ‘Afrika van Java’.  Memang kalau pengunjung datang di bulan Mei s/d Oktober, maka pemandangan yang nampak semuanya kuning karena semua tumbuhan kering. Sehingga warnanya kuning. Kalau datangnya di bulan November s/d April, itu , musim hujan. Jadi semua yang tampak warnanya hijau dan dipercantik dengan bunga-bunga liar yang bermekaran.

 Tapi ingat, di kawasan ini banyak sekali monyet-monyet. Monyet-monyet ini berlarian ke sana kemari dan mendekat ke wisatawan dengan harapan dapat lemparan makanan. Kadang mereka dapat makanan dari pengunjung. Kadang belum tentu juga. Adakalanya mereka mendekat dan mengambil barang bawaan. Kacamata dan lain-lainnya. Nah kan kalau barang kita diambil, terkadang sulit bisa kembali. Karenanya berada di kawasan ini, narsis boleh. Hura-hura gak ada yang melarang. Tapi ingat monyet-monyet yang siap mendekati wisatawan dengan maksud tertentu. Hi .....


Ketemu gerombolan binatang

Selesai di kawasan ini, hayok naik mobil lagi. Ngikutin perjalanan yang lurus. Mengikuti jalanan ini dan nanti ketemu dengan pepohonan rimbun lagi, kalau datangnya sore hari pengunjung bakal ketemu dengan macam-macam binatang. Rupanya datang di siang hari, saya hanya ketemu monyet-monyet dan beberapa rusa. Tapi pas datang sore hari, terus terang lebih seru.
Jalannya mobil tak perlu kencang. Ternyata benar, kami jumpa dengan gerumbulan rusa-rusa, banteng-banteng. Kelompok binatang-binatang ini terkadang berpindah lokasi, mereka menyeberang jalan. Bus berhenti. Dan ini kesempatan buat pengunjung memotret kumpulan hewan yang ada di hutan ini.

Yang menarik, saat jumpa dengan burung merak. Nampaknya mereka tau sedang diperhatikan tamu-tamu dari bus. Dan diantara mereka lalu banyak yang pamer bulunya dengan mengembangkan sayap-sayapnya. Waaah .... cantik sekali.
Memang saya dan teman-teman hanya ketemu dengan binatang-binatang itu. Itu pun udah bikin lega. Bikin senang. Padahal selain rusa, kijang, monyet, kerbau dan burung merak, sebenernya ada beberapa jenis binatang lainnya seperti ayam hutan hijau, trenggiling, anjing hutan juga macan tutul. Wah kalau yang macan nggak kepengen deh.


Pintu gerbang memasuki hutan manggrove di Pantai Bana

Tak berapa lama, kendaraan berhenti di Pantai Bama. Di lokasi ini, pengunjung bisa main di pantai. Tapi bisa juga masuk ke lokasi hutan mangroove nya.  Pantai Bama itu tenang banget dan air lautnya jernih sekali. Pasirnya berwarna putih. Buat yang ingin bermain-main pasir dan air di sini asyik sekali.

Tapi buat yang hanya ingin duduk-duduk  untuk menjernihkan mata, hati, pikiran,  inilah tempatnya yang pas.  Soalnya lokasi ini teduh banyak pepohonan di sepanjang pantai. Di sini boleh nyantai dan menenangkan diri, tapi harus tetap waspada. Soalnya setiap saat selalu ada monyet-monyet ekor panjang yang mengintai. Lengah dikit saja, waduh .... barang-barang bisa digondol monyet-monyet. Jaga HP, kacamata atau tas dan barang lainnya. Barang yang dibawa pengunjung selalu menjadi  inceran monyet-monyet itu.

Berada di sini, harus menyempatkan untuk main ke hutan manggrovenya. Hutannya lumayan luas dan benar-benar rimbun, jadi berada di sini teduh sekali. Ada jalan aspalnya dan pengunjung akan dengan mudah berjalan di sini. Menghirup udara yang bersih dan bisa memanjakan mata dengan rimbunan dedaunan yang berwarna hijau. Suasananya semakin unik lantaran batang-batang dan akar pohon yang berwarna coklat kehitaman itu mengitarinya. 


Pantai Bama 
Begitulah, mengikuti jalan yang ada, ternyata pengunjung akan sampai di laut juga. Ini beneran tak disangka-sangka. Berada di sini, mau siang mau sore tak ngaruh lantaran ada pendopo yang bikin pengunjung bisa berteduh. Menikmati alunan air laut yang tenang.

Berada di Pantai Bama ini memang tergantung bagaimana selera pengunjung. Ada yang senang berlama-lama di hutan manggrove. Tapi ada juga yang suka di tepi pantai. Kehausan ataupun lapar, tinggal mampir di warung yang bisa mengenyangkan perut para tamu.
Buat saya Pantai Bama ini memberikan kesan tersendiri. Sudah 2 kali saya main ke pantai ini. Bila ada kesempatan berikutnya, saya pasti berangkat lagi.  Semoga kesempatan ini masih ada. (ira)***






No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden