Saturday, July 20, 2013

Icip-Icip Pengkang

Ini pengkang yang siap dimakan. Tuh ebinya kelihatan kan ? 
Hmmmm, enak bangeeet !
“ Coba deh !”, begitu kataku sambil memberikan pengkang pada temen-temen seperjalananku, Reni, Suryani dan Ida.

Pengkang ini saya dapatkan  di km 30 dalam perjalanan dari Pontianak menuju Singkawang.  Di tepi jalan Peniti, ada sebuah rumah makan yang ditandai dengan sebuah tugu di tepi kanan jalan raya. Pondok Pengkang tulisannya. Di depan pondok tersebut, banyak sekali kendaraan roda 2 dan 4 parkir. Ramai tamu, berarti masakannya pasti ueenak !


Buat saya, pengkang itu mirip beberapa makanan yang pernah saya makan. Bisa mirip bacang ketan. Bisa mendekati ketan bumbu. Bisa juga mirip lemper. Hanya beda bentuk dan  variasinya  saja. Juga cara mengemasnya unik.  Trus lantaran modifokasi  isinya itu jadi membuat rasanya lebih oke. Lebih gurih. Apalagi ada saus nya. Weleh, weleh, weleh !

Sambel Kepah temannya Pengkang
Kalau dibilang lemper atau bacang ketan ataupun ketan bumbu, soalnya memang pengkang dibuat sama-sama dari beras ketan putih . Samakan dengan makanan yang baru saya sebut ? Pengkang itu memang dari beras ketan putih dimasak dengan santan.  Setelah itu dibungkus dengan daun pisang dan diberi ebi. Jadi kebayangkan gimana gurihnya itu.  Padahal ebinya juga nggak banyak banyak amat. Hanya beberapa.  

Memasaknya ? Pengkang itu dibakar.  Cuman cara membakarnya  yang unik. Gini : sepasang pengkang yang dibungkus daun pisang dengan bentuk segitiga itu dijepit bambu kecil, lantas dibakar di atas bara api dari sabut dan batok kelapa. Sekali bakar, dibakarlah berderet-deret jepitan pengkang, seperti layaknya membakar sate yang dibakar berjajar-jajar. Hasil bakaran ini juga kale yang semakin menguatkan aroma khas pengkang. Pake daun pisang, pake sabut dan batok kelapa


Pengkang saat masih dalam bungkus daun pisang dan
dicapit bambu.
Pengkang dimakan polosan gitu aja enak. Tapiiii,  lebih enak kalau memakai sambel kepah.  Sambel kepah itu merupakan tumisan dari semacam kerang yang diambil dari hutan mangrove. Pedasnyaaaaa. Manisnyaaaa sambel.  Pas dicoel dengan pengkangnya. Haduuuuh, bener-bener maknyus deh kalau menggunakan istilahnya Bondan  Winarno. 

Makanya begitu saya pulang dari Singkawang menuju ke Pontianak, saya brenti lagi di desa yang teletak di kecamatan Siantan  untuk membeli pengkang. Gak nanggung-nanggung. Temen-temenku semua membeli pengkang untuk dibawa ke esokan harinya ke Bandung. Ternyata Pengkang dan Sambel Kepahnya tahan 2 hari. Sampai di Bandung masih enak tuh.  

Yang lebih bikin seneng lagi, ternyata anak-anak dan suamiku juga suka pengkang.

Wadow, kalau sudah begini, jadi pengen balik lagi ke Pontianak buat ngeborong Pengkang. 
Huhuyyyy ! (ira)


Membakar Pengkang.

No comments:

Post a Comment

Terbayang-bayang Pulau Maratua

Terbayang - bayang Pulau Maratua

Sore hari di Pulau Maratua Dalam trip saya ke Kepulauam Derawan, maka saya singgah di beberapa pulaunya. Di antaranya  pulau Maratua,...

Main Ke Stone Garden