Istana Kadriah di Pontianak |
Banyak obyek yang
menarik untuk didatangi saat di Pontianak. Nggak cukup waktu deh kalau hanya
sehari. Tapi gimana juga kalau kita hanya punya waktu sehari untuk di kota itu
? Seperti waktu saya di Pontianak,
waktunya sehari nggak ada. Padahal obyek yang ditaksir banyak sekali.
Waktu itu saya
pulang dari Singkawang malam hari. Besoknya hanya ada waktu setengah hari untuk
keliling kota. Belum beli oleh-olehnya. Belum wisata kulinernya. Tapi biar
sedikit waktu, tetap saja ada kok tempat favorit saya.
Terus terang saya sih
paling favorit waktu ke Istana Kadriah. Soalnya dengan waktu yang sempit, saya
bisa dapet obyek banyak. Ya istananya, ya Sungai Kapuasnya, ya Mesjid Jamik
nya. Sayang nggak bisa masuk ke perkampungannya, soalnya udah diuber-uber untuk
pulang.
Seneng juga masuk
ke Istana Kadriah yang konon merupakan cikal bakalnya Kota Pontianak. Istana
yang selesai dibangun pada tahun 1778 M ini, seperti juga kebanyakan bekas
istana di tanah air, nasibnya menyedihkan. Meski masih megah berdiri tapi sudah
banyak yang perlu diperbaiki sana dan sininya.
Berada di istana
yang dibangun oleh al-Sayyid Syarif ‘Abdurrahman al-Kadrie’, para tamu bisa melihat peninggalannya yang
masih tersisa. Mulai dari foto leluhur, lemari antik, kursi raja, kaca hias,
guci-guci juga seperangkat kamar permaisuri. Di kamar raja, saya melihat sebuah
alquran tua. Usianya sudah 2 abad. Milik
Sultan Syarif Abdurachman yang ketika itu menjadi Sultan Kerajaan
Pontianak. Ingin sekali banyak bertanya tentang alquran tua itu. Sayangnya,
keturunan sultan yang waktu itu menjaga tak bisa menjawab beberapa pertanyaan saya.
Barulah saya
keluar, melihat lihat teras. Di sini ada penjualan kain-kain yang dijual oleh
keturunan kesultanan Pontianak. Ada beberapa yang cocok dan saya beli. Berada
di teras itu seakan saya bisa memandang keluar dengan lega. Dulunya mungkin
dari sana raja bisa melihat sungai kapuas. Meski saat ini sudah tak terlihat
lagi lantaran banyak tertutup dengan rumah-rumah penduduk.
Selesai
berbelanja, saya jalan ke Sungai Kapuas. Malam sebelumnya saya sempat naik
kapal yang melayari sungai terpanjang di Indonesia, sambil makan malam. Sungai
dengan panjang 1.178 Km itu masih menjadi alat transportasi dari desa desa yang
dilalui sungai itu. Banyak kapal yang melewati sungai itu. Termasuk warga dari
kampung seberang sungai yang menggunakan sungai itu untuk menyeberang. Hanya
dengan uang Rp 1000,- mereka bisa sampai.
Mesjid Jami Pontianak |
Di tepi sungai itu pula saya melihat mesjid yang
megah yaitu Mesjid Syarif Abdurrahman. Mesjid yang juga dikenal dengan sebutan Mesjid
Jami Pontianak ini merupakan mesjid
tertua dan mesjid terbesar di Pontianak. Mesjid ini memang dibangun oleh Sultan
Syarif Abdurrahman dan hingga kini merupakan satu dari dua bangunan yang
merupakan pertanda berdirinya kota Pontianak. Satunya lagi adalah bangunan
Istana Kadriah.
Sayangnya, waktu
sudah habis. Saya dan teman-teman harus segera ke bandara. Padahal saya masih
ingin jalan-jalan di lokasi itu. Ingin naik perahu. Ingin wisata kuliner di
situ. Masih ingin motret dan dipotret. Masih ingin menggali ini dan itunya 2
bangunan tua yang penuh sejarah yaitu Istana Kadriah dan Mesjid Jami Pontianak.
Baru nyadar kalau istana dan mesjid ini ternyata tak terpisahkan dengan riwayat
berdirinya Kota Pontianak. Semoga suatu saat saya bisa mampir lagi ke Pontianak,
menengok 2 bangunan yang penuh cerita Istana Kadriah dan Mesjid Jami Pontianak.
(ira).
No comments:
Post a Comment