Didepan deretan salah satu rumah adat itu ada sebuah patung. Patung laki-laki yang letaknya di atas sebuah peti mati. Si Gale-gale namanya.
Patung boneka ini sudah langka banget. Didandani dengan pakaian adat Batak. Menariknya adalah atraksi saat si patung ini berjoged tor-tor. Patungnya bisa bergoyang-goyang lho, seperti orang menari. Abis itu penontonnya diajak berdansa tor-tor di depan patung.
Semangat banget menari Tor Tor |
Si Gale-gale bukan sembarang patung. Ada kisahnya. Ceritanya di jaman dulu kala, ada seorang raja yang amat sayang pada anak laki-lakinya bernama Manggale. Dasar nasib, anak semata wayangnya gugur dalam pertempuran, saat musuh menyerang wilayahnya. Raja sakit dan jatuh sakit. Ternyata sakitnya raja dikarenakan rasa rindunya kepada si anak tersebut. Salah satu cara untuk mengobatinya, dibuatkanlah patung kayu. Setelah patung itu selesai, diangkutlah patung itu ke tempat raja. Tentu pengangkutan patung itu, menggunakan acara ritual. Bahkan patung itu pun sudah berisi roh si Manggale. Begitu raja melihat patung itu, ia sembuh. Ternyata dia bener-bener rindu pada anaknya. Soalnya wajah patung itu persis anaknya, Si Gale-gale.
Saya (paling kiri) dan teman-teman |
Ada rasa bangga juga. Ternyata anak-anak muda di sana mengenal budaya nenek moyangnya. Mungkin karena mereka terbiasa harus cerita pada para tamu yang datang ke kampungnya.
Apalagi habis cerita mereka dapet tip dari para tamu.
Haduh, siapa sih yang nggak mau dapet duit ?
Makanya mereka semangat kalau berceritera pada tamu yang datang.
Semua untuk para tamu-tamu yang nggak habis-habis datangnya.
Tiap hari datang terus !
Tak mengapa, yang penting kampung itu tetap hidup !
Banyak duitnya.
Biar tambah makmur ! *** (ira)
No comments:
Post a Comment