Di depan Istana Pagaruyung |
Kalau dari kota Padang, Istana Pagaruyung ini berada di arah sebelah Timur Laut dengan jarak 105 km. Tapi waktu itu saya menginap di Bukittinggi. Jadi jaraknya lebih dekat. Hanya 60 km dari Bukittinggi menuju Istana Batusangkar dan letaknya di sebelah tenggara kota Bukit tinggi.
Di salah satu jendela istana.
Saya datang dan melihat-lihat Istana Pagaruyung ini pada tahun 2003 Sebuah peninggalan yang amat bagus. Atapnya unik berbentuk tanduk kerbau, sama seperti bangunan khas Minang lainnya. Rumah gadang begitulah sebutannya. Penuh ornamen ukiran khas Minang. Di pintu, jendela dan dindingnya. Sungguh anggun sekali.
Istana yang saya datangi ini ternyata merupakan replika dari Istano Rajo Alam Pagaruyung. Istana aslinya sudah dibakar Belanda pada tahun 1804. Tahun 1976 istana ini dibangun kembali. Tapi di tahun 2007, saya terkaget-kaget soalnya Istana Pagaruyung terbakar lantaran di sambar petir.
Aku di salah satu bagian dalam Istana Pagaruyung.
Berada di dalam istana, saya semakin terkagum-kagu. Istana ini memiliki 11 gonjong, 72 tonggak dan 3 lantai. Nah, interior di dalamnya keren banget. Semua pake beluduru warna warni. Lalu ditabur dengan payet-payet emas. Ada juga yang diberi pinggiran emas. Anggunnya beludru hitam dengan gambar-gambar bersulaman emas. Pastinya panduan semua motif dan warna itu mempunyai falsafah sejarah dan budaya Minangkabau.
Setiap lantai juga menyimpan berbagai koleksi peninggalan yang berbeda pada masa lalu. Khusus yang ini diletakkan dalam lemari-lemari kaca.
Saya juga suka dengan pelaminan pengantin. Lalu di lokasi itu, pengunjung juga bisa berfoto dengan Gaun Minangkabau. Pokoknya pada narsis deh di situ. Waktu itu dengan beberapa kali jepret bayarnya Rp 50 ribu rupiah.
Salah satu bangunan di luar Istana Pagaruyung.
Suasana lingkungan Istana Pagaruyung ini memang bikin betah. Latarbelakang istana ini adalah Gunung Bungsu. Jadi melihat kesana kemari semuanya serba dilingkungi warna hijau.
Di halaman istana juga masih ada beberapa bangunan terpisah. Ada bangunan surau, ada 'rangkiang' yang berfungsi sebagai tempat menyimpan hasil panen juga sebuah bangunan 'tahuah' untuk memanggil warganya.
Di gambar yang terakhir ini merupakan salah satu bangunan yang di sebutkan di atas. Sebuah surau. Suasananya asyikkan ? Serba hijau. Apalagi ditambah dengan hawanya yang sejuk. Benar-benar membuat saya betah di sana.
Dari sebuah sudut, saya sempat merenung. Memperhatikan Istana Pagaruyung yang anggun, artistik dan dengan halaman dan latar belakang gunung yang semua serba hijau.
Dari hatiku yang terdalam, aku hanya bisa bergumam. Memuji kebesaran Allah.
Lalu bersyukur bahwasanya saya masih bisa menikmati keindahan yang Ia ciptakan. *** (ira).
Setiap baca tulisan Bu Ira, saya selalu bilang : "Gambar dan tulisan ini memang IRA BANGET... buat pembaca yg belum mengenal Bu Ira, gak perlu nebak2, orangnya identik dgn tulisannya... benar2 seorang PPENUTUR yg oke : rinci, vocalnya jelas dgn nada yg dinamis & terstruktur... orangnya energik dan friendly... pokoknya : jadi inget semboyannya TEMPO milik Pak Gunawan Muhammad.... tulisan Bu Ira ENAK DIBACA DAN PERLU... maju terus Bu Ira.
ReplyDeleteIbu Lina yang baik,
ReplyDeleteterima kasih ibu sudah mampir di blog saya. Di sini keren banget deh bu. Suatu saat ibu perlu mampir. Nggak bakalan nyesel.