Main ke Stone Garden

Tina, Endah dan saya berpose dengan latar belakang 2 batu unik di atas Gunung Masigit,




Saya melihat Stone Garden pertama kali di Harian Kompas. Tapi pernah juga melihatnya di Buku Wisata Bumi – Cekungan Bandung yang ditulis oleh Budi Brahmantyo dan T. Bachtiar. Sejak itu saya penasaran ! Dimana sih pastinya letak Stone Garden itu. Memang katanya di kawasan kars ( gunung gamping) Padalarang.

OMG, denger letak lokasinya saja, kadang orang sudah males duluan. Kawasan batu gamping di Padalarang, jalannya naik turun. Berkelok-kelok. Mana macet kalau siangan di kawasan Padalarangnya. Juga udaranya nggak bersih. Soalnya banyak polusi lantaran banyak usaha pengedukan batu gamping itu plus tempat pembakarannya.

Tepatnya di mana ? Soalnya kawasan itu luas banget !
Namanya juga penasaran, pas mulai mencari lokasinya, woooooiiiii, ternyata
mudah sekali. Stone Garden ini terletak di Puncak Bukit Pasir Pawon. Sedangkan di bukit itu, di bagian bawahnya terdapat gua yang namanya Gua Pawon. Gapura petunjuk masuknya ke lokasi Gua Pawon, terletak di pinggir jalan antara Bandung ke Jakarta lewat jalan lama ( tidak melalui tol).

Nah, perhatikan deh. Kalau pas di jalan antara km 21 s.d 26 km dari Bandung,
nampak Gapura Gua Pawon. Dari jalan raya menuju lokasi Bukit Pasir Pawon atau gua hanya 2 km. Mudah di capai, soalnya ada ojek, bila malas jalan kaki. Jalannya juga lewat jalan beraspal.

Masuk di lokasi itu, kita akan melihat Gunung Masigit yang terletak di sisi Bukit Pasir Pawon. Di puncak bukit ini terdapat 2 batu yang berdekatan. Batu gamping di atas gunung itu nampak cantik sekali. Tetapi begitu melihat di balik bukit itu, sedihnyaaaa. Ternyata bukit itu sudah hancur dibagian belakangnya, lantaran dikeruk batu gampingnya. So kapan-kapan entah di tahun kapan juga, mungkin nggak ya, saya masih bisa melihat si batu cantik itu.

Dibalik 2 batu cantik di atas Gunung Masigit. Sudah digali. Makin hancur !


Terus terang saja, dulu sih nggak kepikiran untuk datang ke lokasi ini. Boro-horo dateng, soalnya kalau lewat aja udah bete bawaannya. Soalnya di kawasan itu, suasananya banyak kabutnya dan bikin sesek nafas. Maklum di kawasan itu, memang banyak pengerjaan pengerukan gunung. Jadi debunya kemana-mana. Huh, males. Bikin sesek napas. Padahal di jaman saya kecil, kawasan ini kawasan yang indah. Keren banget. Dalam perjalanan ke Jakarta ke rumah Eyang di tahun 1970an, kami masih bisa berhenti di pinggir jalan. Melihat cantiknya pemandangan di sana. Tapi sekarang, hiks, pengen nangiiiiiis !

Menaiki bukit untuk mencapai Bukit Pasir Pawon itu lumayaaaaan. Sebenarnya bukitnya sih nggak tinggi-tinggi amat. Tapi tetap saja ngos-ngosan. Noh, begitu
sampai di atas, rasanya semua kelelahan terbayar. Soalnya pemandangan di sana cantik-cantik trus wisatawan juga terkagum-kagum melihat hamparan batu di atas bukit itu. Bentuknya aneh-aneh. Besarnya batu juga beda-beda. Semua bertabur di antara rumput-rumput liar.

Lihatlah dibelakangku, tebaran batu-batu.


Hingga sekarang orang nggak ngarti kenapa batu yang ada di taman di atas bukit itu dinamakan Sone Garden. Siapa yang memberi nama juga nggak jelas. Tapi pastinya batu – batu di taman itu amat beken dengan namanya Stone Garden. Di sana memang ada batu dengan bentuk sumur, menara. Oi, batu mesra juga ada. Di bilang batu mesra, soalnya ada 2 batu berjejeran. Trus salah satu batunya merebah. Jadi deeeh, kayak yang mesra gitu.

Tinggal pilih mau mejeng di batu bentuk apa aja.


Pastinya batu-batu ini bukan batu sembarangan. Dari Buku Wisata Bumi Cekungan Bandung ini di jelaskan bahwa stone garden tersebut merupakan tatahan alam hasil proses karstifikasi yang menghasilkan bentukan-bentukan unik. Beberapa singkapan batuan memperlihatkan fosil koral. Dari sumber yang lain, konon jutaan tahun yang lalu, kawasan itu merupakan dasar laut yang luas.

Menurut Achmad, mas pemilik warung yang menemani kami ke atas, lokasi ini sering dikunjungi orang. Terutama para peneliti. Ada yang dari sini-sini saja tapi banyak juga peneliti dari manca negara. Buat lokasi foto juga keren banget. Cuman untuk kesananya itu, musti mendaki. Menanjak. Capek deh !

Pantang Mati Gaya


Selesai melihat-lihat, puas moto moto, saya dan teman-teman ( Endah dan Tina), segera turun. Turun sih turun. Tapiiiii tetep aja deh, ngos-ngosan ! Hadeuuuh !

Kami tak langsung pulang, soalnya masih ada satu obyek lagi yang mau kami lihat.
Di bawah, ada Gua Pawon.
Kami juga ingin masuk ke Gua Pawon. *** ( ira),

Note :
Tips jalan ke Stone Garden dan Gua Pawon,
saya letakkan di artikel Gua Pawon di Tanah Sunda